d. Reformasi Ekonomi: Xi terus menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi dan reformasi. Pemeliharaan dukungan komunitas bisnis dan stabilitas ekonomi adalah faktor kunci dalam mempertahankan stabilitas politik. Upayanya untuk menggeser fokus China dari ekonomi berbasis ekspor menjadi ekonomi yang lebih berorientasi pada konsumen telah membantu menjaga keberlanjutan pertumbuhan.
e. Nasionalisme: Xi Jinping telah mempromosikan nasionalisme China dengan aktif dengan menekankan kembali kejayaan sejarah China dan kedaulatan negara. Citra dirinya sebagai pemimpin yang kuat dan cakap, yang dapat menghadapi tantangan dari luar, telah memenangkan dukungan dari sebagian besar masyarakat yang merasa bangga dengan prestasi China.
f. Propaganda dan Kontrol: Xi menguatkan kendali atas media dan internet China. Ini memungkinkan dia untuk membentuk narasi politik, memantau dan mengendalikan informasi yang tersebar, dan menjaga kontrol atas opini publik. Propaganda yang terorganisir dan peraturan ketat terhadap media sosial telah memungkinkan Xi Jinping untuk menjaga pengaruhnya di seluruh negeri.
g. Sentralisasi Kekuasaan: Xi Jinping telah memusatkan kekuasaan di tangannya sendiri. Dengan mengambil berbagai posisi kepemimpinan, termasuk sebagai Sekretaris Jenderal PKC, Presiden China, dan Ketua Komisi Militer Pusat, ia menguasai berbagai aspek kekuasaan negara. Ini adalah tindakan yang tidak terlihat dalam beberapa dekade terakhir di China dan memungkinkan Xi untuk mengendalikan banyak aspek kebijakan dan pemerintahan.
h. Mempertahankan Loyalitas Partai: Untuk memastikan kesetiaan anggota partai, Xi Jinping telah melakukan pembersihan di dalam partai, menyingkirkan pejabat yang tidak loyal atau dipandang sebagai ancaman terhadap kepemimpinannya. Ini adalah strategi untuk menjaga kesatuan partai yang diperlukan untuk menjaga stabilitas politik.
i. Keberhasilan Ekonomi dan Modernisasi: Fokus Xi pada modernisasi dan pertumbuhan ekonomi telah membantu mempertahankan dukungan masyarakat terhadap kepemimpinannya. Masyarakat China melihat perubahan positif dalam standar hidup mereka, dan upaya untuk memodernisasi infrastruktur dan industri telah menjadi kunci dalam mempertahankan popularitas Xi di kalangan rakyat.
Perdebatan dan Kontroversi
Kepemimpinan Xi Jinping yang bertahan lama telah memicu perdebatan dan kontroversi baik di China maupun di kancah internasional. Ada kekhawatiran mengenai otoritarianisme dan pelanggaran hak asasi manusia yang mungkin terjadi akibat sentralisasi kekuasaan yang kuat. Dalam jangka panjang, akan menarik untuk melihat bagaimana masa jabatan ketiga Xi Jinping, dan potensi masa jabatan keempat dan seterusnya, akan mempengaruhi sistem politik China dan dampaknya pada stabilitas politik di negara tersebut.
Kepemimpinan Xi Jinping yang telah berlangsung lebih 10 tahun memunculkan banyak pertanyaan tentang arah masa depan China. Apakah negara ini akan terus mengukir sejarah dengan kepemimpinan yang lebih sentralis ataukah akan terjadi perubahan yang lebih demokratis di masa mendatang? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H