Setelah 49 hari, ia berhasil mencapai pencerahan sempurna dan menjadi Buddha (yang berarti 'yang terbangun'). Ia menyadari empat kebenaran mulia tentang penderitaan dan jalan untuk mengakhiri penderitaan. Ia juga memahami hukum karma dan reinkarnasi serta cara untuk mencapai nirwana (keadaan bebas dari samsara).
Setelah mencapai pencerahan, Buddha mulai mengajar ajarannya kepada orang lain yang ingin mencari kebebasan dari samsara. Ia membentuk komunitas para pengikutnya yang disebut sangha (persaudaraan). Ia menyebarkan ajarannya selama 45 tahun di berbagai tempat di India Utara, seperti Sarnath, Rajgir, Nalanda, dan Kushinagar.
Ia menyebarluaskan ajarannya dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh orang-orang dari berbagai latar belakang dan kasta. Ia juga mengajarkan dengan menggunakan perumpamaan, cerita, dan dialog. Ia tidak mengklaim dirinya sebagai dewa atau nabi, tetapi sebagai seorang guru yang menunjukkan jalan menuju pencerahan. Ia juga tidak menetapkan aturan-aturan yang kaku, tetapi memberikan pedoman-pedoman yang fleksibel dan rasional.
Ia juga menghormati agama-agama lain dan tidak mencoba untuk mengubah keyakinan orang lain secara paksa. Ia mengajarkan agar orang-orang memiliki sikap toleran, terbuka, dan welas asih terhadap semua makhluk hidup. Ia juga mendorong orang-orang untuk mempelajari dan mendalami ajarannya terlebih dahulu dan tidak menerima apa pun secara buta.
Misi Buddha terpenuhi, setelah memberikan ajaran terakhir kepada para muridnya, ia akhirnya wafat dan lolos dari siklus kelahiran kembali. Kejadian ini disebut sebagai Parinirvana Buddha Sakyamuni, terjadi di Kushinagar, sekarang wilayah Uttar Pradesh, India. Parinirvana berarti terbebas dari siklus Samsra, karma, dan kelahiran kembali. Jenazahnya dikremasi, dan stupa dibangun di atas reliknya.Â
Umat Buddha merayakan berbagai peristiwa dalam kehidupan Buddha Gautama, termasuk kelahirannya, pencerahannya, dan masuknya ke nirwana. Di beberapa negara, ketiga peristiwa itu diamati pada hari yang sama, yang disebut Waesak di Asia Tenggara. Di wilayah lain, festival-festival itu diadakan pada hari-hari yang berbeda dan mencakup berbagai ritual dan praktik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI