Banyak pemimpin bisnis perusahaan global berasal dari India, contoh nyata adalah Satya Nadella, CEO Microsoft yang lahir di kota Hyderabad. Kemudian Sundar Pichai, CEO Google, kelahiran Madurai. Bahkan, seorang warga keturunan India telah menjadi perdana menteri Inggris, sebuah negara yang pernah menjajah India selama berabad-abad. Dialah Rishi Sunak, putra seorang imigran asal India. Tidak hanya itu, Rameshbabu Praggnanandhaa, seorang grandmaster catur India yang masih berumur 18 tahun baru saja menembus masuk babak final kejuaran dunia catur.
Potensi kualitas manusia yang luar biasa itu, ditambah dengan kemampuan pekerja India untuk beradaptasi dan bersaing di pasar global telah menjadikannya pusat daya tarik bagi perusahaan-perusahaan besar yang mencari tenaga kerja berkompetensi tinggi. Ribuan, bahkan mungkin jutaan diaspora India bekerja dan menjadi motor penggerak ekonomi di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, Singapura, dan banyak lainnya.
Potensi ini begitu nyata. Bagi sebagian negara pesaing India seperti China, potensi ini "menakutkan".Â
Pemerintah India menyadari keunggulan negerinya. PM Narendra Modi menempatkan agenda untuk merangkul para diaspora India yang tersebar di seantero dunia sebagai salah satu program kerja utamanya. Dia berkeliling dunia untuk menjalin silaturahmi dan merangkul para "duta negeri" di berbagai negara dan berbagai perusahaan multinasional itu untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan tanah airnya. Banyak kerjasama internasional yang terjalin karena bantuan para diaspora tersebut.Â
Salah satu faktor utama yang memberikan India keunggulan dalam konteks global adalah kemampuan berbahasa Inggris di kalangan masyarakatnya. Bahasa ini tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari, tetapi juga sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan dan komunikasi pemerintahan. Ini adalah keunggulan yang signifikan dibandingkan dengan negara lain seperti China.
Teknologi Berbiaya Rendah
Disamping itu, salah satu faktor yang membedakan India dalam kancah persaingan global adalah kemampuannya untuk menciptakan inovasi dengan biaya yang sangat rendah, terutama jika dibandingkan dengan pesaing dari negara-negara maju. Ini terbukti dalam proyek monumental Chandrayaan 3 yang hanya memerlukan biaya total sekitar USD 75 juta. Bandingkan dengan biaya peluncuran pesawat ulang-alik milik NASA, yang mencapai USD 450 juta per misi atau satu peluncuran. Bahkan Elon Musk, pendiri SpaceX, mengakui prestasi India dalam efisiensi teknologi dan penghematan biaya yang dilakukan ISRO.Â
Prestasi ini menggambarkan kemampuan India dalam menghasilkan teknologi yang efisien namun tetap efektif. Bisa karena masih murahnya tenaga kerja terdidik di sana, bisa juga karena jeniusnya para insinyur India merekayasa teknologi yang canggih dengan biaya murah. Karakteristik unik ini bisa jadi juga disebabkan karena keterbatasan pemerintah India dalam penyediaan dana sehingga memaksa para insinyur melakukan terobosan yang signifikan.
Sebagai ilustrasi lain, pembuatan sebuah film Hollywood seperti "The Martian" saja menghabiskan dana sekitar USD 108 juta. Film ini tidak mengirim apapun ke planet Mars, hanya sebuah film. Dengan biaya jauh lebih rendah, ISRO mampu mendaratkan pesawat luar angkasa sungguhan ke Bulan. Keunggulan dalam efisiensi biaya ini menjadi salah satu aset berharga India untuk mencapai status superpower di berbagai bidang dalam segala keterbatasan yang mereka miliki.
Perguruan Tinggi Kelas Dunia
Satu hal lagi yang tak boleh dilupakan, India memiliki beberapa perguruan tinggi kelas dunia yang memiliki kekhususan di bidang teknologi. Salah satu yang paling terkenal adalah IIT (Indian Institute of Technology), semacam MIT atau ITB-nya India. Acceptance rate atau tingkat keketatan seleksi masuknya bahkan lebih sulit daripada Harvard. Jutaan lulusan terbaik SMA di India berlomba-lomba masuk IIT yang dipersepsikan sebagai kampus teknologi terbaik, serta jalan pintas masuk ke perusahaan top di seluruh dunia.
IIT adalah perguruan tinggi negeri di bawah Ministry of Education di India, memiliki lebih dari 20 kampus yang tersebar di berbagai kota di India. Salah satu yang banyak dikenal adalah IIT Kharagpur yang telah menghasilkan banyak pemuka teknologi dunia, salah satunya Sundar Pichai.Â
Kampus-kampus ini menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, ini yang membedakannya dengan kampus lain di China, Jepang, atau Korea yang sebagian besar menggunakan bahasa pengantar lokal. Sehingga lulusan IIT, disamping sangat tinggi kualitas akademiknya, juga sudah fasih berbahasa Inggris, siap bersaing di pasar global.