Terlepas dari penyebabnya, bencana virus itu telah berdampak secara psikologi bagi penduduknya dan perekonomian China. Kasihan memang, negeri itu menjadi negara terisolir di tengah masyarakat internasional.Â
Bisa dibayangkan, hampir semua negara untuk sementara memutus suplay chain terkait arus barang yang masuk dan keluar dari China. Semua maskapai menyetop penerbangan begitupun dengan jalur laut karena khawatir penularan virus corona.
Dalam rilis Moody`s tahun lalu, China diprediksi akan mengalami kontraksi ekonomi di bawah 6% atau disekitar level 5.7 -5.9% sebagai dampak perang dagang dengan Amerika. Namun angka itu diperkirakan akan semakin melorot akibat dampak virus corona yang merebak hampir ke semua negara di dunia.
Analis memperkirakan pertumbuhan China di tahun 2020 akan anjlok sekitar 2% menjadi 4 - 4.5% pessimistic. Dengan kondisi seperti itu, tentu akan berimplikasi luas kepada negara negara mitra dagang China termasuk Indonesia dan Singapura.
Perlu diketahui setiap penurunan ekonomi China sebesar 1% maka akan berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sebesar 0.3 - 0.6% Â (World Bank).
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, mungkin seperti itulah kiasan yang menggambarkan karut marut kehidupan saat ini, di awal tahun 2020.Â
Yang tak kalah mengkhawatirkan ialah gejolak perekonomian yang terjadi di Singapura, yaitu desas-desus terjadinya resesi di Negeri Lion itu, maklum saja, China adalah mitra dagang utama Singapura dengan nilai ekspor U$363 tahun 2017, terbesar dibanding negara ASEAN lainnya (Kemendag RI).Â
Pada akhirnya, China sebagai episentrum ekonomi dunia, yang banyak menyerap hasil ekspor negara mitra dagangnya, kini untuk sementara harus bertekuk lutut di bawah tekanan epidemik yang mematikan. Dan akhirnya menjalar ke perekonomian negara lain.
kini berbagai negara tengah bersiap dengan berbagai stimulus kebijakan ekonominya, termasuk Indonesia, salah satunya dengan menurunkan suku bunga BI 7 days repo sebanyak 25 bps, menjadi 4.75%.
Inilah efek domino dari sebuah negara adidaya, apapun yang terjadi di negaranya, dapat berpengaruh ke negara lain, dan tiba lah saatnya untuk mencari other country sebagai tujuan ekspor jika tidak ingin masuk dalam turbulensi ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H