Belakangan ini kita tercengang oleh pemberitaan terkait melambungnya harga salah satu aset Crypto yang bernama Bitcoin, yang mana harganya telah mencetak rekor fenomenal diharga 770 juta per bitcoin.
Padahal sekitar lima tahun lalu harganya masih 60 jutaan per bitcoin. Di tahun 2015 harganya malah masih 5 jutaan per bitcoin.
Apa sebenarnya yang terjadi sehingga harga bitcoin terbang ke awan ?
Elon Musk, CEO Tesla, salah satu produsen mobil listrik yang berpusat di Amerika telah mengambil keputusan bersejarah untuk menginvestasikan aset perusahaannya ke dalam bentuk Bitcoin.
Dengan melakukan pembelian sebesar US$ 1,5 Miliar atau setara 21 Triliun Rupiah ( kurs Rp.14.000) harga Bitcoin pun melambung tinggi akibat permintaan yang besar (CNBC, Feb 2021)
Lalu apa hubungannya dengan Vtube ? Yang belakangan ini sedang kontroversi dan ramai dibicarakan.Â
Menurut pengamatan penulis dari berbagai sumber, Vtube adalah suatu wadah periklanan di mana berbagai perusahaan dapat mengiklankan produk-produk terbaru mereka melalui suatu wadah advertising atau periklanan, dimana tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan sales and revenue perusahaan, dan salah satu advertising online yang paling populer saat ini adalah Youtube.
Dari sisi Balance sheet, mungkin masih banyak yang awam terkait struktur biaya operasional suatu perusahaan, khususnya dalam pos beban operasional.
Kalau kita cermati, untuk perusahaan besar apalagi yang sudah bonafid, mereka pastinya memiliki suatu anggaran untuk belanja iklan. Dan tidak tanggung-tanggung budget iklan ini nilainya bisa mencapai miliaran rupiah.
Budget iklan inilah yang kemudian digunakan untuk membayar pengiklan (Youtube, Vtube) untuk menerbitkan atau mempromosikan iklan mereka kepada viewernya.
Nah, poin inilah yang kadang menjadi pertanyaan kita, bagaimana jika produk yang dipromosikan itu tidak laku ? Perusahaan rugi donk sudah membayar pengiklan ?