"Yah, kamu kan tahu, membunuh itu menghilangkan nyawa seseorang. Sedangkan orang yang bersalah pun harus diadili lebih dulu apa ia pantas mendapat hukuman mati."
"Begitu ya?"
Johan memandang Maya dengan tatapan heran. Kenapa gadis itu tiba-tiba berbicara aneh. Biasanya Maya akan menggelayut manja dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan dan menggairahkan.Â
"Baiklah, aku cuma bertanya saja kok. Lebih baik kita bicarakan sesuatu yang menyenangkan bukan?"
Johan tersenyum. Rasa anehnya perlahan menguap melihat senyum Maya yang menggoda. Ia lalu meminum kopi yang sejak dibawa Maya tadi belum di sentuhnya.Â
Maya tersenyum.Â
Mata Johan membelalak. Sesuatu yang entah apa tiba-tiba terasa mencekik lehernya. Beberapa detik kemudian ia menggelepar seperti seekor ikan di udara terbuka. Maya tetap tersenyum menyaksikan pemandangan mengerikan di depannya. Ia mencoba menguatkan pikiran bahwa itu pantas untuk Johan. Ia tak menginginkan jawaban yang berputar-putar mengenai Johan. Jawabannya adalah pantas.
Sekarang ia teringat kata-kata ibu, bahwa sesuatu bisa benar-benar terjadi kalau seseorang mulai memikirkan dan membicarakannya, meskipun itu sesuatu yang mustahil. Dan kata-kata ibu itu terbukti benar.Â
Maya pergi meninggalkan taman sepi dan Johan yang terkapar dengan mata mendelik. Ia tetap tersenyum.Â
---
Terdengar ketukan di pintu dan Maya sudah bersiap karena itulah yang ia tunggu. Ketika pintu terbuka, banyak polisi merangsek masuk. Mengejutkan ayah dan ibunya, tapi tak mengejutkannyaÂ
Pesantenan, Januari 2023