Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sop Buntut

29 Desember 2022   16:48 Diperbarui: 29 Desember 2022   16:55 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja Midah mencak-mencak dan menyuruh suaminya segera menyelesaikan urusannya di kamar mandi. Mas Tono diomeli habis-habisan sampai tak berkutik.

Setelah Midah kelelahan mengomel barulah Mas Tono berani beringsut dan melihat chat dari Mas Dahlan.

"Maafkan aku, Dik," kata Mas Tono.

Midah diam. Ia masih ingin marah, tapi tak tahu harus bicara apa lagi.

"Bagaimana dengan uangnya? diambil atau tidaknya?"

"Memangnya dapat berapa sih, pasang buntut?" Midah mengeras lagi.

"450 ribu, Dik."

Raut muka Midah yang merah keruh mendadak bening dan ujung bibirnya membentuk pola senyum.

"Kalau menurutmu jangan diambil, aku tak akan mengambilnya."

"Tidak diambil bagaimana? Memangnya kita tidak butuh uang!"

"Jadi diambil, Dik?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun