Botol hijau itu kembali ditaruh. Pikirannya menggapai-gapai sianida, tapi buntu karena itu jelas jauh dari jangkauannya. Ia mencoba menguatkan kembali keputusannya, dan mencoba meyakinkan dirinya kembali bahwa tak perlu mahal dan jauh hanya untuk mengakhiri hidup.Â
Keyakinan itu kembali datang, tapi kembali goyah ketika mulut botol hijau telah berada di depan mulutnya dan menghamburkan aroma menyengat. Sepanjang petang hingga malam Suram berjibaku untuk melaksanakan keputusannya mengakhiri hidup, tapi perang batin dan aroma menyengat racun di dalam botol hijau itu membuat keputusan mengakhiri hidup itu mengambang, hingga akhirnya malam datang.Â
Suram yang kelelahan dengan perang batinnya tiba-tiba didatangi seseorang yang membawa bungkusan. Orang itu menanyakan apakah ia yang bernama Suram. Suram membenarkan dengan lemah, tapi ketika orang itu mengatakan bahwa ada kiriman untuknya berupa sianida, Suram langsung sumringah. Ia bangkit untuk menerima kiriman sianida itu. Ia bahkan sampai lupa siapa yang mengirimkan sianida itu ketika orang itu pergi.Â
Suram menimang-nimang bungkusan itu lalu membukanya dengan paksa. Didalamnya ada sebuah botol kecil dan bertuliskan SIANIDA, besar sekali. Ia heran sianida yang tadi dibayangkannya tiba-tiba sudah ada di tangannya.Â
Ia merasa sudah tiba waktunya dan ia tak perlu mengucapkan apa-apa untuk Mainah, istrinya dan keempat anak-anaknya. Maka Suram segera membuka tutup botol itu.
.
......Â
"Kang! Kang!"
"Kang! Kang!"
"Kang! Bangun, Kang!"
Suram geragapan mendengar suara Mainah sayup-sayup di telinganya. 'Aku sudah mati?' ia bertanya-tanya sambil melihat sekelilingnya. Ia masih berada di kamarnya. Ia mencari-cari botol sianida dalam botol kecil yang diterimanya dari seseorang tadi. Tapi tak ada.Â
Yang didapatinya malahan botol hijaunya tumpah di lantai kamarnya. Saat ia dikejutkan panggilan Mainah tadi tanpa disadari tangannya menyenggol botol hijau di atas meja di mana ia tertidur telungkup. Suram segera memungut botol hijau itu. Isinya sudah tumpah di lantai dan hanya tersisa sedikit saja.Â
Sekarang kesadarannya kembali. Sianida yang dicarinya tak ada. Ia hanya bermimpi ada orang memberinya sebotol racun sianida.