Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

[Cerpen] Kembang Tua

11 Mei 2016   09:22 Diperbarui: 11 Mei 2016   21:36 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bjp-online.com

“Entah kenapa aku menginginkan cahaya yang terang benderang. Kurasa itu lebih pintar dari pada membiarkan hidup selamanya dalam dunia remang,” ujarku, tanpa sengaja. Rasanya tiba-tiba saja aku bisa berkata-kata begitu. Entah kenapa, mungkin seperti katanya, karena aku sudah tak laku.

Nenek tua itu tertawa. Renyah sekali.

“Jangan berceramah, hidup tak semanis bayanganmu. Jangan merasa pintar hanya karena karena kau bisa berkata begitu. Kau ini dalam kekacauan setelah kau tak lagi laku.”

“Manis memang hanya ada pada penghujung, tapi aku berniat mendapatkannya.”

“Dan selama kau belum sampai di ujung, tak ada sedikit pun rasa manis.”

“Aku sudah menghabiskan manisnya selama ini, mungkin harganya adalah kepahitan sejak sekarang hingga entah kapan. Dan aku ingin menemui kembali manisnya di ujung.”

“Kita lihat saja, apa kau bisa,” nenek itu menyeringai. “Tapi kau masih berutang padaku.”

Tiba-tiba keinginanku membulat.

“Aku akan membayarnya. Ada sedikit simpanan untukmu. Aku ingin pulang.”

Kutinggalkan dunia malam remang di mana jejakku jelas terekam. Aku sudah cukup lelah sekian lama tanpa cahaya. Entahlah, apakah waktu masih bersedia mengantarku pada cahaya yang terang benderang, atau memaksaku kembali ke dunia malam remang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun