Mohon tunggu...
Adri Hamjan
Adri Hamjan Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Didikan Alam

#Salam Sipakanne

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemilik Seragam Loreng itu: Tentara Turatea

29 Desember 2022   10:47 Diperbarui: 29 Desember 2022   10:55 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapatan, sulit jadi kaya ketika memilih untuk menjadi aparat militer negara. Akan tetapi, gaji yang ditawarkan stabil; meningkat setiap tahunnya; dan memiliki tunjangan pensiun sebagai prajurit TNI. Sudah lebih dari cukup dan merupakan perwujudan penghargaan negara yang setimpal pada profesi yang terhormat dan menantang ini. Mahalnya kebutuhan pendidikan melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan biaya sosial di Jeneponto yang tergolong besar, menjadi tentara adalah salah satu solusi menjalani hidup bersama keluarga hingga hari tua nantinya.

Kepuasan, pencapaian pekerjaan yang sesuai dengan pemilihan cita-cita akan memberikan dampak yang berarti bagi anak muda Jeneponto yang baru saja dilantik sebagai prajurit TNI, begitupun orang tua turut berbangga atas pencapaian anak mereka yang begitu mengangkat derajat keluarga di tengah-tengah lapisan masyarakat yang heterogen. Hal inipun sejalan dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi yang didapat oleh institusi TNI dalam berbagai sumber lembaga survei yang kredibel.  

Keempat unsur tersebut merupakan faktor penting yang dijadikan referensi anak muda Jeneponto selama ini sebagai aktor utama dan ada orang tua sebagai pemeran pendukung dalam pencapaian cita-cita dan masa depan anak mereka. Untuk diketahui pula, besarnya motivasi menjadi faktor yang tidak tertandingi karena memberikan dorongan dalam berpikir positif sebagai landasan pacu dari tindakan yang dilakukan.

Motivasi yang kuat itulah sebagai penentu keberhasilan karir semua prajurit TNI yang berasal dari Kabupaten Jeneponto. Selain itu, ada opini dari masyarakat untuk memilih menjadi tentara karena dianggapnya hal tersebut adalah pekerjaan yang cepat serta nampak dirasakan hasilnya ketimbang harus kuliah yang ujung-ujungnya menganggur juga.

Seorang kerabat yang kebetulan senior TNI yang sudah berkecimpung dalam dunia militer selama 34 tahun dan sekarang berdinas sebagai pelatih pada sekolah pendidikan TNI-AD di Malino, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan, menuturkan, sepanjang karirnya mendidik siswa calon tentara pada institusinya tersebut, setiap angkatan pendidikan pasti saja ada calon prajurit asal Jeneponto yang dilantik.

Bahkan, dalam angkatan tertentu prajurit asal Jeneponto menjadi kelompok besar dan menjadi siswa terbaik. Merekapun kadang terpilih dalam tahapan pendidikan lanjutan pasukan khusus karena kemampuan hebat yang dimilikinya. Dari Trimatra yang ada dalam tubuh TNI (darat, laut, dan udara), matra TNI-AD termasuk yang paling besar mendapat suplai prajurit berketurunan Jeneponto.

Senior TNI itu menambahkan, untuk satuan-satuan militer yang tersebar dari Sabang-Merauke dijamin olehnya terdapat anggota TNI yang berasal dari Kabupaten Jeneponto. Mereka-mereka itu (prajurit TNI asal Kab. Jeneponto) telah menjaga kemudi dari berbagai terpaan angin dan tak surut kembali sebelum misi ditunaikan hingga tuntas, mereka turut mengharumkan nama daerahnya.

Hebatnya Tentara Turatea karena Sentuhan Guru yang Mulia

Kepiawaian dan ketangguhan Tentara Turatea sudah tidak diragukan lagi kapasitasnya. Ada darah Makkasau, pejuang kemerdekaan RI asal Jeneponto yang mengalir dalam urat nadi Tentara Tanah Karaeng (prajurit TNI keturunan Jeneponto) selama ini. Seperti yang dikutip dalam berita online Tribun Jeneponto (17-02-'16), yang menuliskan sepak terjang Makkasau di zaman pendudukan kolonial Belanda yang jarang diketahui oleh publik.  

Dituliskan, Makkasau dikenal dengan julukan Gerilya Anti Pelor Turatea (Gaptur) yang diceritakan oleh kerabatnya, ia (Makkasau) pernah berhasil lolos dalam sergapan musuh ketika mencoba melempar granat guna menghalau pergerakan rombongan pasukan KNIL Belanda. Disebutkan pula, Makkasau punya kemampuan menghilang dan kebal terhadap peluru karena memiliki jimat pelindung pada seragam kebesarannya.

Sekelumit cerita Gerilya Anti Pelor Turatea tersebut menjadi kisah heroik yang memberi nilai luhur seorang guru perjuangan asal Jeneponto yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemerdekaan bangsanya. Tak ayal, di manapun berdinas, tentara berdarah Jeneponto begitu disegani dan dihormati oleh tentara di luar asal daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun