Mohon tunggu...
Adrian Wirawan
Adrian Wirawan Mohon Tunggu... Insinyur - Sustainable Development Enthusiast | Mining and Metals

Alumnus Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB). Sustainable development enthusiast. Saat ini bekerja sebagai di PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dua Belas Langkah Membangun Industri Mineral yang Berkelanjutan

5 Mei 2020   22:33 Diperbarui: 5 Mei 2020   22:43 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak-hak dan Kompensasi yang diterima oleh masyarakat lokal haruslah sepadan dengan pencemaran lingkungan dan potensi konflik sosial yang ditimbulkan.

Langkah 6: Pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Peran BUMN berbeda dengan sektor swasta pada sektor industri ekstraktif. Selain BUMN dituntut untuk mencari untung, BUMN juga dituntut untuk berperan sebagai perpanjangan tangan negara untuk menjalankan layanan publik. Secara garis besar, kontribusi BUMN untuk mencapai kemakmuran yang berkelanjutan adalah:

  1. Memperbesar porsi pendapatan negara, selain dari pajak dan royalti sektor swasta / asing.
  2. Memfasilitasi transfer teknologi dan business practice yang sudah terbukti (proven) melalui unit usaha.
  3. Membantu pengembangan sektor lain selain industri ekstraktif agar terwujud ekonomi yang berkelanjutan (sustainable)

Agar peran di atas maksimal, pemerintah harus menjamin BUMN tetap akuntabel, sesuai peran yang diamanatkan pemeritah dan efisien secara komersial sehingga tidak membebani keuangan negara.

Langkah 7: Manajemen Pendapatan

Pendapatan dari sektor ekstraktif biasanya memiliki siklus kelimpahan (boom) dan kekurangan (bust) dalam jangka waktu yang terbatas. Pemerintah harus dapat membelanjakan pendapatan dari sektor ekstraktif secara seimbang untuk kebutuhan untuk kebutuhan masyarakat saat ini dan masa depan, yakni tidak terlalu agresif belanja saat boom dan tidak kekurangan pada saat bust.

Masyarakat lokal hendaknya diedukasi terus-menerus mengenai pola pikir (mindset) di atas serta kemampuan kewirausahaan agar dapat memanfaatkan dana yang besar dari industri ekstraktif untuk mengembangkan pendapatan dari sektor lain.

Aspek yang paling signfikan untuk memastikan efisiensi pengembangan sektor lain adalah ketersediaan infrastruktur. Pemerintah harus memastikan infrastruktur dasar seperti jalan, pelabuhan, kereta api, pembangkit listrik dapat diakses oleh masyarakat lokal. Salah satu alternatif pengembangan infrastruktur selain dari pembelanjaan pendapatan adalah dengan cara penggunaan bersama infrastruktur yang dibangun oleh perusahaan ekstraktif.

Langkah 8: Antisipasi Perubahan Situasi Pasar

Perubahan situasi pasar yang tiba-tiba dapat menjadi bencana untuk perekonomian suatu negara. Apalagi bagi negara yang sangat tergantung kepada satu sektor, seperti sektor mineral. Untuk meminimalisir dampak perubahan ini, hal yang dapat dilakukan adalah:

  1. Menambah porsi royalti lebih besar dibandingkan dengan pajak. Hal ini dikarenakan nominal royalti bergantung dengan jumlah produksi mineral yang dicapai, semakin besar produksi maka semakin besar royalti. Berbeda halnya dengan royalti, nilai pajak cenderung lebih flat / konstan. Dengan strategi seperti ini maka penurunan pendapatan negara ketika pasar goncang dapat diminimalisir.
  2. Menggunakan hedging contracts, yakni kontrak penjualan dengan harga tetap selama beberapa tahun ke depan. Strategi kontrak seperti ini menjaga pendapatan negara tetap tinggi meskipun harga komoditas sedang hancur. Namun sebaliknya, jika kondisi pasar sedang bagus maka pendapatan negara bisa menjadi lebih rendah dari seharusnya dan negara kehilangan momentum untuk pembangunan. Opsi hedging contracts ini harus benar-benar hati-hati ketika diambil karena dapat berakibat fatal jika salah pertimbangan.
  3. Akumulasi aset asing (foreign asset) ketika masa boom dan melikuidasinya ketika bust.

Langkah 9: Belanja Pemerintah (Government Spending)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun