Untuk mengurangi hal tersebut selain yang sudah diuraikan diatas maka seorang guru harus mampu menjadi orang yang sungguh-sungguh bisa digugu dan ditiru.Â
Guru menjadi model karakter yang benar sehingga anak-anak tidak bingung melihat berbagai karkater yang berasal dari keluarga yang bebeda-beda. Guru harus sadar bahwa kehadirannya di kelas membawa pengaruh dalam suasana belajar.Â
Maka kehadiran guru harus bisa menciptakan suasan aman, nyaman, gembira, dan berdampak positif dalam belajar. Kehadiran guru di kelas merupakan panggilan sejati sehingga bukan sekedar pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran tetapi kehadirannya sebagai pemberian diri seutuhnya.Â
Kehadirannya di kelas menjadi tanda suka cita bagi peserta didik. Guru harus sadar bahwa anak bukan orang dewasa dalam wujud kecil, tetapi mereka adalah pribadi yang merdeka yang memiliki jalan hidup sendiri. Maka guru tidak berhak memaksa seperti yang diinginkan orang tua termasuk guru.
Mari kita menjadi guru seperti Bapa Yusuf sebagai bayang-bayang Bapa di surga yang membimbing dan mendidik Yesus Kristus menjadi pribadi yang sempurna. Semoga
Yogyakarta, 6 Oktober 2022
Adrianus Sugiarta, S. Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H