Mohon tunggu...
Adrianus Bareng
Adrianus Bareng Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi Pada Nilai

Guru Bahasa Indonesia,Penulis,Pegiat Literasi di SMP Frater Maumere,Flores NTT

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Mengolah Kata Menjadi Bermakna

19 Januari 2023   09:12 Diperbarui: 19 Januari 2023   09:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Menghadapi generasi milenial menggunakan bahasa Indonesia dalam lingkungan pendidikan dasar sangat kompleks. Ketika gadget sudah menempel di tangan dengan jemari mulai mengusap layar maka segala pusat perhatian hanya tertuju pada konten yang sedang digandrunginya. Akan tetapi,ketika ditanya makna apa yang sedang dilakukan mereka sulit membahasakan sendiri dengan pilihan dan penggunaan kata yang tepat dan luas.

Gadget seolah telah menghipnotis imajinasi generasai ini sehingga lupa memaknai dan menghubungkan antara konten satu dengan yang lainnya dalam kegiatan apa yang sedang mereka lakukan. Imajinasi anak-anak milenial dalam bangku SMP dalam konteks lingkup yang saya alami sangat rendah. Jika ini tidak digali dan diarahkan maka generasi ini akan menjadi lemah dalam imajinasi sekaligus menerjemahkan sesuatu yang bermakna bagi diri dan orang lain.

Dalam pembelajaran sastra puisi di kelas sebuah riset sederhana dilakukan untuk menguji imajinasi dalam memilih dan mengelola kata menjadi bermakna. Sebuah tabel tentang unsur dan pola kalimat disuguhkan kepada 250 siswa dalam satu tingkat kelas.

Siswa diberi tugas mendata jenis kata untuk subjek, predikat, objek, dan keterangan. Tabel itu sengaja diberi acak untuk menguji imajinasi dan kecerdasan anak untuk mengolah kata-kata itu menjadi bermakna dalam kalimat.

Saya mencoba menguji nalar dan keterampilan dalam memilih kata untuk pelengkap seberti kata tugas dan keterangan lain agar menjadi bermakna. Total 250 hanya 35 anak yang mengolah kata menjadi bermakna. Sisanya butuh pendampingan lanjutan yang terus menerus dari waktu ke waktu.

Tabel kata.

Subjek

Predikat

Objek

Keterangan

Siswa

Pergi

Sekolah

Senja

Meja

Lari

Pohon.

Pagi

Kursi

Kejar

Kambing

Siang

Papan tulis

Cium

Sampah

Malam

Keramik

Manis

Anggur

kertas

Gorden

Peluk

Gentong

Pantai

Kipas angin

Rayu

Bola

Kolam

Andika

Manja

gunung

tinggi

buku

wangi

kunci

kios

buku

cari

tas

pagi

Contoh jawaban ;

  • Meja-meja itu seolah berlari diantara pohon pinang saat terjadi gempa pagi hari.
  • Siswa kelas enam SDN Nagari memindahkan kursi kelas ke ruang lain karena kejar-kejaran anak kambing masuk kelas siang hari setelah pembelajaran berakhir.

Kondisi ini tidak mematahkan semangat saya untuk terus mencari strategi dan motivasi dalam mendorong semangat siswa dalam mengolah kata menjadi bermakna dalam sebuah teks atau bacaan. Kondisi ini menjadi semangat gerakan literasi bersama dalam meningkatkan grafik kemampuan membaca yang masih sangat rendah oleh penelitian PIZA.

Kolaborasi pemerintah melalui Kemdikbud, Pemerintah daerah, komunitas sangat penting dalam pengembangan literasi bagi anak. Latihan mengolah kata menjadi bermakna hendaknya menjadi pemantik kita untuk mewujudakn generasi literaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun