Mohon tunggu...
Adrianus Bareng
Adrianus Bareng Mohon Tunggu... Guru - Mengabdi Pada Nilai

Guru Bahasa Indonesia,Penulis,Pegiat Literasi di SMP Frater Maumere,Flores NTT

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjemput Matahari

27 April 2022   08:09 Diperbarui: 27 April 2022   08:12 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidur malam panjang

Pada kamar rumahku

Tersentak bangun saat azan subuh

Berkumandang dari tetanggaku

Toleransi kami tidak diobrak abrik

oleh deru konvoi demontrasi ke istana negara

menuntut keadilan.pengakuan,dan kenyamanan beragama

Dari dulu hingga sekarang

Lambang Negara Garuda

Pancasila sudah mengurat akar

Dalam jati diri mansyarakat Indonesia

Bagai matahari yang selalu bersinar

Melewati seluruh pulau,laut,dan segala gunung serta lemba

Pancasila telah mengikat seluruh perbedaan jadi satu

Menghalau segala cara untuk meremukan tatanan negara 

Yang sudah maju.

Wah,,masih pagi

Matahari belum bersinar

Di jalanan penuh dengan orang-orang

Menjajakan orasi politik sempit mengacaukan negara

Ada pedagang dan saudagar politik

Ada kendaraan politik lalu lalang mengajak kaum terpelajar 

Berontak terhadap ibu kandung Republik Indonesia

Menuntut keadilan,kesejahteraan,dan kemerdekaan berpendapat

Rahim Garuda tidak getar

Sekalipun diguncang hebat

Gempa demo dari Sabang sampai Merauke

Dalam rahim mengandung lima sila pancasila

Tak satu pun mengambil dengan paksa 

Dengan tujuan semu dan sementara

Bangun ,Nak,,!

Jangan ke jalan ikut demo

Mari, ke tempat belajarmu sebelum matahari terbit

Jemputlah matahari sebagai Pancasila

Untuk masa depanmu dan bangsa ini

Di pundakmu Ibu Petiwi menaru harap

Agar negara kita bermartabat 

Damai dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun