“Kuliah daring sangat berdampak buruk, karena jalannya pembelajaran tidak maksimal,mahasiswa tidak sepenuhnya memahami materi yang diajarkan, waktu berbicara terbatas, kurangnya perhatian dari dosen terhadap waktu kuliah, dan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen yang tidak memberlakukan kuliah daring.
Joe, mahasiswa Jurusan Teologi pada STAKPN SENTANI pun turut bersuara atas kebijakan ini. Menurutnya, instruksi belajar di rumah (kuliah daring)sangat berat, dan masih terbilang gagap. Hal ini dikarenakan minmnya fasilitas penunjang kuliah daring pada setiap mahsiswa. Ini merupakan masalah terbesar dalam kebijakan kuliah daring ini. Ia menambahkan pula bahwa karena terkendala fasilitas penunjang, banyak materi tertinggal, sehingga membuat dosen mengambil kebijakan pemberian tugas bagi setiap mahasiswa. Hal ini merupakan pilihan jalan yang harus tempuh.
Beragam pandangan lain terkait kuliah daring ini. Kebanyakan mereka mengungkapkan bahwa metode kuliah dalam ruang kelas lebih lebih mudah dan menyenangkan.
Sejatinya ditengah wabah covid-19 ini, kita sebagai masyarakat harus tunduk dan patuh terhadap kebijakan pemerintah. Hal ini tujuannya untuk kebaikan bersama, karena kesehatan setiap masyarakat menjadi fokus utama pemerintah agar dapat menekan lajunya persebaran virus ini. Karena dasarnya “Salus Populi Suprema Lex Esto”.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI