Rasa humoris lainnya banyak mewarnai cerpen Raudal lainnya. Cerpen"Seekor Kambing Mati Tergantung" mengisahkan seorang lelaki yang mau gantung diri. Tapi dia tidak berhasil karena ketika baru menggantung, sepasukan tentara menyergap, menyuruh menyerah, dan mengangkutnya ke penjara. Cerpen "Bus Berhenti di Kampung Lengang" juga mengisahkan seorang sopir bus yang berhenti akan menemui ibunya, busnya dikepung sepasukan tentara. Cerpen "Tanah Harapan" mengisahkan serombongan imigran gelap dari daerah Lombok, bermaksud menyeberang ke Malaysia, tapi ditipu makelar, akhirnya mereka mendarat tengah malam di wilayah Nusa Tenggara Barat juga.
Selain ceritanya yang humoris, kekuatan cerpen Raudal lainnya adalah bahasanya yang puitis. Ketika trend menulis cerpen mengarahkan para cerpenis muda menulis kekosongan makna dengan "kemegahan bahasa yang meliuk-liuk", cerpen Raudal seperti menghindari hal itu. Bahasanya puitis, meliuk-liuk juga, tapi masih mengikuti jalur cerit. Artinya, ada plot, ada konflik, dan kecenderungan sebuah cerita lainnya. Kalaupun dianggap sedikit melelahkan, kadang semangat berpuisi sering kepanjangan. Tapi barangkali harus dimaklumi bahwa Raudal adalah seorang penulis puisi juga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI