Mohon tunggu...
Adriani Laiskodat
Adriani Laiskodat Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

Hobi Traveling, menyanyi dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Coaching untuk Supervisi Akademik

8 September 2023   17:40 Diperbarui: 8 September 2023   17:53 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                                            Koneksi Antar Materi - Modul 2.3

                                                                                                         Coaching untuk Supervisi Akademik

Nama CGP : Adriani Laiskodat, S.Pd.,Gr

Instansi : SMP Negeri Satu Atap Fatukoto

CGP Angkatan 8 Kabupaten Timor Tengah Selatan

A. Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

1. Pengalaman materi yang diperoleh

Dalam modul 2.3 mengenai Coaching untuk Supervisi Akademik, Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil, dan sistematis dimana pembina memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri dan pertumbuhan pribadi (Rochayah, 2012).

Ada tiga prinsip coaching yang saya ketahui yakni asas kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Kompetensi inti yang harus seorang coach kuasai adalah kehadiran penuh, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot dan mendengarkan dengan RASA (Receive, Appreciate, Summarize, Ask). Pelaksanaan coaching menggunakan alur TIRTA, yakni Tujuan, Indentifikasi, Rencana dan Tanggung Jawab.

Supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai hasil yang optimal. Secara umum, supervisi akademik adalah proses membimbing, memantau, dan menilai kemajuan guru dan akademik siswa untuk membantu mereka mencapai tujuan pendidikan. Hal ini mencakup perencanaan, pemberian bimbingan, umpan balik, dan dukungan selama proses pembelajaran untuk memastikan bahwa peserta didik dibekali dengan keterampilan yang diperlukan untuk meraih kesuksesan. Ada 3 tahap dalam melakukan supervisi, yakni pra observasi (perencanaan), observasi (pelaksanaan) dan pasca observasi (tindak lanjut).

2. Emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar

Emosi - emosi yang hadir sebelum pembelajaran modul 2.3 adalah bingung dan cemas karena dari nama "coaching" tersebut saya masih mengartikan kalau coaching itu adalah sesuatu yang sangat rumit. Setelah saya mempelajari modul 2.3, saya mulai tertarik dalam mempelajari dan menerapkan teknik coaching ini. Saya sangat senang saat mempraktikkan coaching dengan rekan - rekan saya baik di ruang kolaborasi maupun demonstrasi kontekstual. Lalu selanjutnya saya merasa optimis mengimplementasikan semua yang saya pelajari di modul 2.3.

3. Keterlibatan dalam proses belajar

Dalam proses belajar mengajar, yang sudah baik dirasakan dalam melibatkan diri adalah sudah mampu berkolaborasi dengan rekan sesama CGP saat mempraktikkan proses coaching baik sebagai coach, coachee dan observer. Saya juga melibatkan diri dari setiap diskusi yang dilakukan terkait modul 2.3 ini.

4. Yang perlu diperbaiki terkait keterlibatan pembelajaran

Dalam keterlibatan dalam proses pembelajaran, yang masih perlu  saya perbaiki adalah kemampuan dalam mengajukan pertanyaan yang berbobot. Pertanyaan berbobot ini akan mampu menggali permasalahan coachee dan tentunya akan membantu coachee dalam membuka pemikiran atau solusi yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Pertanyaan berbobot dilakukan agar coach mampu menggali potensi coachee melalui bentuk pertanyaan yang menstimulasi, mengungkap nilai diri dan memunculkan emosi.

5. Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan diri pribadi

Keterkaitan terhadap kompetensi dan kematangan pribadi, jujur setelah mempelajari modul 2.3, saya dapat mengelola diri dari segala asumsi yang biasanya timbul di benak saya saat ada rekan sejawat atau murid yang menceritakan masalah yang mereka alami atau hadapi. Saya juga sudah mulai berlatih coaching metode TIRTA yang beriringan dengan mendengarkan dengan RASA.

B. Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

1. Memunculkan pertanyaan kritis yang berhubungan dengan konsep materi dan menggalinya lebih jauh

Bagaimana prinsip coaching ini diterapkan dalam supervisi akademik di sekolah?

Tanggung jawab pelaksanaan supervisi akademik di sekolah adalah kepala sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah seharusnya menguasai teknik coaching dalam melakukan supervisi akademik. Kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada guru dengan tujuan memberikan bantuan profesional, selain itu supervisi akademik juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi profesional maupun kompetensi paedagogik yang akan berdampak pada peningkatan kinerja guru--guru di sekolah. Supervisi akademik di sekolah akan berjalan baik dengan penerapan prinsip coaching, yaitu kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi serta denga paradigm berpikir coaching yang memberikan sebuah dimensi pertumbuhan dan pengembangan diri. Percakapan-percakapan coachingpun harus dilakukan baik saat pra observasi maupun pasca observasi karena kan membantu para guru untuk berpikir lebih dalam (metakognisi) dalam menghadirkan motivasi internal sebagai individu pembelajar yang berkelanjutan yang akan diwujudkan dalam buah piker dan aksi nyata demi tercapainya pembelajaran yang berpihak pada murid.

2. Mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan (insight) baru

Coaching sebagai kompetensi membangun kemitraan.

Seorang supervisor dengan paradigma berpikir seorang coach akan senantiasa menjadi mitra pengembangan diri para guru dan rekan sejawatnya demi mencapai tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid. Percakapan antara supervisor dan para guru senantiasa memberdayakan sehingga setiap guru dapat menemukan potensi dan meningkatkan kompetensinya. Dengan demikian, coaching dalam supervisi akademik memang sangat berpengauh dalam terwujudnya pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid. Seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki ketrampilan coaching sudah tentu akan dapat mengembangkan kompetensi diri dan meningkatkan kinerjanya dalam mewujudkan.pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memperhatikan segala kebutuhan belajar murid.

3. Menganalisis tantangan yang sesuai dengan konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun daerah)

Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang coaching dalam supervisi akademik baik di lingkungan sekolah maupun daerah. Selama ini supervisi dianggap sebagai hal menakutkan karena guru atau orang yang disupervisi akan merasa takut dinilai seolah-olah supervisor adalah orang yang mencari kesalahan atau guru sendiri takut untuk salah. Supervisi akademik seringkali dilihat sebagai sebuah proses yang bersifat satu arah. Apalagi jika supervisi akademik ini hanya terjadi satu tahun sekali menjelang akhir tahun pelajaran. Supervisi menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para guru. Sebenarnya supervisi seharusnya meningkatkan kinerja dan performa guru.

4. Memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang diidentifikasi

Solusi yang ditawarkan adalah:

Melakukan sosialisasi di sekolah terkait pemahaman mengenai coaching untuk supervisi akademik, bagaimana pernerapannya, serta mungkin dapat dengan memberikan contoh praktik coaching yang sesuai dengan prinsip-prinsip coaching sehingga kedepannya dapat diterapkan coaching untuk supervisi akademik sebagai proses berkelanjutan yang memberdayakan.

C. Membuat Keterhubungan

1. Pengalaman Masa Lalu

Saya pernah disupervisi oleh kepala sekolah dalam Penilaian Kinerja Guru. Saat itu saya mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris dikelas VIIA. Saya merasa gugup karena saya merasa akan dinilai seperti ujian. Kegiatan supervisi ini dilakukan langsung observasi tanpa ada pembicaraan pra observasi bahkan pasca observasi dan umpan balik tatap muka. Untuk itu saya merasa penting sekali bagi kepala sekolah untuk menguasai teknik coaching dengan maksimal sebelum melakukan supervisi akademik.

2. Penerapan di Masa Mendatang

Untuk kedepannya sangat diharapkan agar dapat diterapkan coaching untuk supervisi akademik sebagai bagian dalam peningkatan kompetensi guru dalam bidang akademik dengan menggunakan prinsip-prinsip coaching serta sebagai proses berkelanjutan yang memberdayakan. Supervisi akademik haruslah meningkatkan performa guru dalam melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Supervisi akademik dengan proses coaching menerapkan tiga prinsip yakni asas kemitraan, proses kreatif dan peningkatan potensi. Serta empat kompetensi inti coaching yakni kehadiran penuh/presence, mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot dan mendengarkan dengan RASA.

3. Konsep atau praktik baik yang dilakukan dari modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.1 : Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, dalam pembelajaran berdiferensiasi terdapat tiga pemetaan kebutuhan belajar, yaitu berdasarkan minat murid, kebutuhan belajar murid dan profil belajar murid. Pemetaan ini sebagai data bagi coachee saat proses coaching sehingga mampu menggali dan mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya guna menemukan solusi terbaik.

maka guru harus menjalankan coaching dalam menentukan gaya belajar murid agar sesuai dengan kebutuhannya. Murid akan maksimal dalam menggali potensinya jika belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.

Modul 2.2 : Dalam Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) terdapat lima Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, ketrampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Saat melakukan coaching pun, coach harus melakukan teknik mindfulness agar selama proses coaching, coach hadir sepenuhnya dalam semua sesi tersebut. Dalam lima KSE, terdapat teknik STOP dan mindfulness untuk dapat menciptakan suasana kelas menjadi lebih kondusif.

4. Informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar PGP

Dalam mempelajari coaching dalam supervisi akademik, banyak sumber yang bisa saya gunakan di luar modul PGP, antara lain:

Media nnline terutama dari Youtube.com, Canva, Platform Merdeka Mengajar (PMM), Kompasiana.com, Guruberbagi.com, Gurusiana.id

Praktik Baik instruktur

Fasilitator

PP terutama saat menjalani pendampingan individu

Praktik baik rekan guru CGP dalam pendidikan guru penggerak

Praktik baik rekan guru dalam satu lembaga

Akhir kata, Penerapan teknik coaching akan membantu rekan sejawat untuk berfikir lebih dalam untuk menggali potensi yang ada pada dirinya. Sekaligus mampu menghadirkan motivasi internal pada diri guru yang muara akhirnya adalah mampu menghadirkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Salam Guru Penggerak

Tergerak

Bergerak

Menggerakan

                                                                                                                                   ===============

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun