Dalam merencakanakan angkutan umum dalam Kota, terdapat beberapa hal yang berkaitan dalam proses perencanaan, antara lain :
1.Rute angkutan.
Hal utama perencanaan angkutan yaitu menentukan rute angkutan. Dalam penentuan rute terpilih sebaiknya melintasi pusat aktifitas, antara lain :
Bangkitan : pertokan, perkantoran dan sekolah.
Tarikan: pemukiman, perumahan dan apartemen.
Terdapat 2 model arus dan 2 model arah dalam penentuan rute angkutan, antara lain :
Mengikuti arus kendaraan.
Berlawanan arus kendaraan.
1 arah (berputar).
2 arah (bolak – balik).
2.Halte / stasiun.
Penempatan halte / stasiun.
Penempatan halte / stasiun sebaiknya terletak maksimal 300 m dari pusat aktifitas dan minimal 20 m dari persimpangan.
Luas halte / stasiun.
Luas halte / stasiun disesuaikan dengan kondisi perencanaan panjang antrian pada suatu halte.
3.Angkutan pengumpan.
Angkutan pengumpan atau biasa disebut feeder berfungsi sebagai angkutan yang melayani penumpang untuk menuju rute angkutan utama atau sebaliknya.
4.Waktu antar angkutan.
Waktu antar angkutan atau biasa dengan disebut headway, sebaiknya direncanakan sesuai kondisi on peak hour dan off peak hour. Headway yang direncanakan berdampak terhadap jumlah armada angkutan.
5.Kapasitas angkutan.
Kapasitas angkutan bergantung pada jenis angkutan. Jika terdapat tempat berdiri maka sebaiknya direncanakan sesuai standart kenyamanan yaitu 0,15-0,25 m2/space.
6.Tarif angkutan.
Tarif angkutan merupakan faktor pendorong calon penumpang untuk menggunakan angkutan, sebaiknya direncakan yaitu Tarif = (Harga BBM / Liter – 500) : 4 – 500.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H