Mohon tunggu...
adriana asyifa
adriana asyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Visi Bersama, Membangun Masa Depan Indonesia di Bawah Prabowo dan Gibran

3 November 2024   02:47 Diperbarui: 3 November 2024   02:47 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kabinet Prabowo juga membentuk tiga badan baru setingkat menteri untuk menangani isu-isu spesifik, seperti Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara dan Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Pembentukan badan-badan ini mencerminkan upaya untuk menangani tantangan yang dihadapi negara dengan pendekatan yang lebih terfokus.

Pengamat politik menilai bahwa penambahan jumlah kementerian dan wakil menteri ini bertujuan untuk meningkatkan fokus dan efektivitas dalam pelaksanaan tugas masing-masing kementerian. Namun, tantangan terbesar tetap ada dalam hal koordinasi dan sinkronisasi antar kementerian agar tidak terjebak dalam ego sektoral. 

Dengan perubahan signifikan ini, masyarakat akan mengawasi kinerja Kabinet Merah Putih dalam mewujudkan program-program yang dijanjikan selama lima tahun ke depan.

Di pundak presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka harapan akan masa depan pendidikan diletakan.
Visi-Misi Brabowo-Gibran di bidang pendidikan:
* Meluncurkan program Dana Abadi Pesantren untuk mencetak santri unggul berkualitas.
* Melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar yang menyasar pada kualitas pengajar, pendidik dan murid, serta memperluas cakupan program hingga ke perguruan tinggi.
* Melanjutkan program Kartu Indonesia Pintar untuk pesantren dan sekolah-sekolah berbasis agama lain dan perguruan tinggi.
* Meningkatkan dana riset dan inovasi sehingga dapat mencapai 1,5-2,0 persen dari PDB dalam 5 tahun.
* Menyediakan Beasiswa bagi putra-putri petani, nelayan, guru dan buruh (jenjang pendidikan S1-S3).
* Membangun sistem perpustakaan digital dan teman-teman diskusi untuk mendorong literasi masyarakat.
* Mengharuskan bacaan-bacaan wajib Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sejarah, sastra, budaya dan filsafat.
* Memberlakukan upah minimum untuk kategori guru swasta, PAUD, madrasah dan yayasan.
* Meningkatkan kualitas sistem pendidikan di seluruh Indonesia yang salah satunya menitikberatkan luaran individu-individu yang kreatif dan inovatif serta berkualifikasi global.
* Membuka lebih banyak fakultas ilmu pendidikan yang diberikan subsidi yang lebih banyak dari pemerintah sehingga uang kuliah lebih murah, serta dosen-dosen diberikan kompensasi lebih tinggi daripada pengajar di fakultas lain.

Prabowo Subianto, sebagai Presiden Indonesia, menghadapi kritik terkait wacana program wajib militer yang menggunakan dana pribadi. Meskipun ia menegaskan bahwa tidak ada sistem wajib militer, rencana untuk membentuk komponen cadangan menimbulkan kekhawatiran tentang pembiayaan dan potensi beban bagi masyarakat.

Kritik juga mencakup kemungkinan penggunaan gaya kepemimpinan militer dalam kabinetnya, yang dikhawatirkan dapat mengurangi ruang demokrasi dan partisipasi publik. Selain itu, penambahan jumlah kementerian berpotensi meningkatkan pengeluaran negara dan menciptakan birokrasi yang lebih gemuk, bertentangan dengan janji kampanye untuk melanjutkan kebijakan sebelumnya.

Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya program kerja yang signifikan terukur, dan saling bersinergi antar kementerian dalam Sidang Kabinet Paripurna perdana pada 23 Oktober 2024. Ia meminta kementerian segera menyusun program kerja dan menekankan swasembada pangan serta energi di tengah ketidakpastian global. 

Selain itu, Prabowo menginstruksikan hilirisasi 26 komoditas utama dan menekankan program makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil sebagai langkah strategis. Pendidikan, kesehatan, serta penegakan hukum yang tegas juga menjadi fokus utama dalam upaya menjaga stabilitas nasional dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menunjukkan elektabilitas tertinggi di kalangan pemilih Gen Z (17-26 tahun) dengan 32,7% berdasarkan survei Litbang Kompas pada Mei 2023. Beberapa faktor yang mendukung popularitasnya termasuk pendekatan yang lebih merangkul generasi muda melalui media sosial. 

Meskipun isu pelanggaran HAM menjadi perhatian, banyak Gen Z lebih fokus pada isu ekonomi. Prabowo juga memiliki dukungan signifikan dari Gen Y (23,9%), meskipun masih kalah dari responden yang tidak tahu pilihan mereka. Dukungan ini penting mengingat pemilih muda diperkirakan menyumbang 60% suara sah dalam Pilpres 2024.

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas harga barang serta jasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun