Mohon tunggu...
Pierra S H L T
Pierra S H L T Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

10 Rekomendasi Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris

28 Juni 2016   16:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:17 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebaliknya, jika pemerintah kehabisan dan investor ditengah proses pembangunan merasa infrastruktur dimaksud merugikan, sering pembangunannya dihentikan. Banyak infrastruktur yang hanya diground breakingtanpa penyelesaian yang jelas.

Mengingat faktor financial untuk pendanaan infrastruktur sangat besar, maka seharusnya baik kementerian PUPR, BUMN, dan investor yang ingin melakukan pengembangan infrastruktur wajib membuat portfoliokeuangan tentang pembangunan infrastruktur secara jelas dan dapat diuji. Dengan adanya portfolioini, kita nggak berharap ada proyek yang “mangkrak” ditengah jalan dan menjadi beban generasi berikutnya. Negara perlu hadir dan menjadi penopang apabila terjadi guncangan keuangan yang dapat mengganggu kondisi pembangunan infrastruktur.

10. Sisi Iconic dan wisata dari infrastruktur harus ada untuk memberi daya tambah lebih untuk sektor pariwisata

Amerika dan beberapa negara maju membangun infrastruktur seperti jembatan dengan tujuan tidak hanya sebagai penyambung antara daratan. Di Indonesia juga sebenarnya ada beberapa pembangunan infrastruktur yang memiliki nilai artistic yang lumayan bagus, seperti jembatan Barelang dan Suramadu. 

Namun, apabila kita lihat lebih dalam, arsitek kedua jembatan ini kurang mumpuni. Bentuknya sangat standard bila dilihat dari sisi seninya, sehingga saya melihat bahwa keuda infrastruktur ini tidak memberi objek wisata baru yang lebih “WOW” dibanding dengan jembatan lainnya. Sisi tekhnis dan artistik suatu infrastruktur seharusnya menjadi pertimbangan besar dalam proses pembangunannya, sehingga memiliki manfaat banyak.

DEMIKIAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun