Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Perbedaan Utama Bekerja di Perusahaan Migas BUMN Indonesia dan Perusahaan Migas Internasional di Luar Negeri

21 September 2024   17:15 Diperbarui: 23 September 2024   14:28 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibandingkan dengan perusahaan saya sebelumnya, yang berada di bawah grup Pertamina, hampir 100% pegawainya adalah orang Indonesia, meski juga mereka datang dari berbagai daerah di antero Indonesia, namun pastinya budaya konvensional dan tradisional Indonesia masih relatif sama dan erat dipegang. Budaya “unggah -ungguh”, sopan santun, gotong royong, cukup santai, birokratis dalam bekerja masih umum ditemukan.

Hal-hal tadi tentu baik kita persepsikan khususnya nilai kebersamaan dan saling membantu. Namun, di dalam berbagai kesempatan, ternyata justru dapat menghambat kemajuan di organisasi. 

Beberapa di antaranya adalah menyebabkan komunikasi yang cukup kaku dan rigid serta birokratis di lingkungan perusahaan saya terdahulu. Hal tersebut sering kali membuat organisasi tidak lincah dalam bertumbuh.

Belum lagi senioritas dan budaya kerja yang cukup santai sehingga membuat lingkungan terkadang tidak melaju secara efektif dan efisien.

Sangat berbeda dengan di sini, saya menyapa atasan bahkan bos besar saya hanya dengan sapaan nama saja tanpa embel-embel Bapak, Ibu, dan sebagainya. Pun dengan jalur komunikasi kami bisa setiap saat tanpa batasan berdiskusi dan mengobrol dengan mereka kami baik secara luring maupun daring. Tempat duduk kami di kantor dirancang seperti open space dan semua orang bisa duduk di mana saja. Sehingga menjadi pemandangan sangat biasa menemukan bos-bos  duduk bekerja di sebelah kami di antara bawahannya tanpa sekat sama sekali.

Lebih jauh, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi di bp sangatlah diperhatikan. Sebagai gambaran, kami di sini hanya wajib datang ke kantor 3 hari dalam seminggu, sisanya 2 hari saya dapat bekerja di rumah. 

Di sini juga kita dibudayakan untuk speak up dan berlaku sesuai aturan dan tidak menimbulkan budaya toxic dalam bekerja. Kami di sini disediakan akses untuk mengadukan atasan, rekan kerja atau siapapun di dalam organisasi yang berlaku toxic dan sanksi yang diberikan akan sangat berat bahkan pemecetan dengan segera.

Tapi memang tantangan dan kompleksitas kerja semakin lebih besar seiring dengan tanggung jawab yang lebih besar pastinya.

Kami juga diharuskan untuk berkolaborasi dan berkoordinasi dengan tim dari berbagai negara tentunya juga dengan berbagai keunikan dan perbedaan dalam cara kerja, termasuk juga banyaknya aturan dalam bp yang mengikat dan sangat dinamis bahkan kerap berganti.

Di sisi lain, memang kebersamaan dan budaya gotong royong tidaklah kental dirasakan, bahkan saya sampai saat ini masih mengenal sedikit saja rekan kerja saya di sini. 

Selain karena jam kerja masing-masing orang bisa berbeda karena mengikuti waktu kerja wilayah yang di pegangnya, semisal Amerika Serikat, Amerika Selatan, Eropa, Timur Tengah, dan lain sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun