Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Praktisi pengadaan di industri migas global yang tinggal di Kuala Lumpur dan bekerja di salah satu perusahaan energi terintegrasi terbesar dunia.

Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir__________________________ Semua tulisan dalam platform ini adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mengenal Fenomena Pamer Harta (Flexing) dan Dampaknya bagi Kehidupan Kita

7 Februari 2022   12:41 Diperbarui: 7 Februari 2022   18:58 10410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Flexing. Sumber: pexels.com

Mengenal Fenomena Flexing di Indonesia

Flexing merupakan istilah gaul atau slang word yang sering digunakan untuk merujuk kepada perilaku orang-orang yang kerap memamerkan kekayaannya di media sosial.

Fenomena ini semakin marak akhir-akhir ini terjadi di Indonesia terlebih dengan hadirnya media sosial yang menghapus batasan privasi orang-orang untuk menampilkan eksistensinya. Cukup dengan beberapa klik saja unggahan dengan nuansa flexing dapat dilihat banyak orang bahkan menjadi viral.

Banyak pro kontra di masyarakat kita atas fenomena ini. Banyak yang mengkritik fenomena flexing adalah sebuah bentuk kesia-siaan dan hanya menajamkan kesenjangan di antara masyarakat kita saja, ada juga yang mengkritik bahwa yang suka flexing hanyalah orang-orang yang sbetulnya belum tentu kaya atau bisa jadi hanyalah tipuan semata hasil pinjaman dan editan semata.

Prof. Rhenald Kasali. Sumber: Youtube Prof. Rhenald Kasali
Prof. Rhenald Kasali. Sumber: Youtube Prof. Rhenald Kasali

Merujuk komentar guru besar Universitas Indonesia sekaligus juga pendiri Yayasan Rumah Perubahan, Prof. Rhenal Kasali yang mengatakan bahwa yang dia ketahui adalah jika orang semakin kaya dan benar-benar kaya seharusnya semakin senyaplah dia.

"Salah satu pepatah yang saya ingat adalah poverty screams, but wealth whispers. Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, agak malu membicarakan tentang kekayaan," kata Prof Rhenald seperti dikutip dari akun Youtube pribadinya, Jumat (21/1/2022).

Prof. Rhenald Kasali pun menambahkan menurut pendapatnya jika orang yang benar-benar kaya tidak akan melakukan flexing justru dia akan semakin menjaga privasinya.

"Jadi agak malu membicarakan tentang kekayaan. Kalau orang-orang masih melihat label harga atau mempersoalkan uang, biasanya mereka belum kaya. Jadi orang kaya itu biasanya diam-diam saja lah," ujar Prof. Rhenald Kasali.

Secara umum saya sependapat dengan Prof. Rhenald hal ini, lihat saja bagaimana orang-orang ultra kaya seperti Elon Musk atau Mark Zuckeberg yang kita dengar hampir tidak pernah cawe-cawe memamerkan kekayaan di media sosial. Bahkan Elon Musk sendiri diberitakan tidak memiliki aset berupa rumah pribadi atau Mark Zuckeberg yang hanya mengenakan pakaian atau kaos polos dengan warna yang sama hampir setiap harinya.

Tapi tidak dipungkiri ada juga orang-orang yang memang kaya dan dengan berbagai alasan memamerkan kekayaan dengan motif agar mendapatkan banyak sanjungan, atau demi citra dirinya, ataupun motif bisnis dan aktualisasi dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun