Adi yang sekarang fokus sebagai pengusaha di berbagai bidang ingin menjadikan IKA POLBAN sebagai tempat semua alumni bisa "Bersatu, Berdaya, dan Bermanfaat (3B)."
Dalam tanggapannya terhadap pertanyaan panelis Iwan Ridwan terkait kolaborasi dengan kampus, Adi mengatakan bahwa penting untuk dapat terus berkolaborasi secara intensif dengan kampus termasuk dia mendukung agar IKA POLBAN dapat menjadi bagian yang lebih terlibat dalam kehidupan kampus dna mendukung agar puncak pimpinan POLBAN dipegang juga oleh lulusan POLBAN dan perubahan POLBAN menjadi status BHMN seperti kampus-kampus yang lebih dahulu menjaid BHMN seperti ITB agar lebih mandiri dan lincah dalam berkolaborasi dengan IKA POLBAN termasuk dalam pengelolaan keuangannya.
Ditambahkan juga dalam menanggapi pertanyaan dari Aulia Deswara terkait green economy bahwa bisa saja IKA POLBAN melakukannya dengan fokus pada bisnis pertanian dengan pendekatan yang lebih hijau berkolaborasi dengan para alumni dari bidang-bidang terkait, dengan  modal pengalaman sebagai Ketua Harian selama beberapa tahun ini serta di dunia profesional lainnya Adi yakin dapat memimpin IKA POLBAN nantinya lebih baik jika terpilih.
Adi juga mengakui bahwa IKA POLBAN saat ini juga memerlukan pembenahan dari berbagai sisi dan tidak dapat berjalan sendiri diperlukan peran dari semua pihak yang terlibat untuk mengelola organisasi besar ini.
Keempat, Aslam Katutu
Aslam Katutu adalah kandidat paling senior dengan segudang pengalaman bahkan berhasil memimpin sebuah mega proyek pembangunan jalan tol yang menyerap dana lebih dari 500 miliar rupiah dan sekitar 2.000 anggota dan terbangun tepat waktu. Belum lagi pengalamannya di berbagai organisasi baik lokal maupun nasional.
Panggilan jiwa untuk mengabdikan diri pada almamaternya adalah motivasi utama Aslam untuk menyalonkan diri sebagai Ketua Umum IKA POLBAN-POLTEK ITB.
Meski sempat ada miskomunikasi antara POKJA dan Aslam Katutu sehingga tidak dapat mengikuti debat dari awal, namun dengan kerendahan hati dan semangat kebersamaan semua pihak akhirnya Aslam dapat mengikuti debat pada sesi panelis terakhir serta diberi kesempatan menjawab pertanyaan panelis-panelis sebelumnyan.
Aslam dalam menanggapi pertanyaan tentang generation gap dari panelis Endang mengatakan bahwa salah satu solusinya  perlunya ada membuka ruang-ruang bagi alumni menjadi pembicara atau mengisi kuliah tamu di POLBAN agar tercipta interaksi dan saling memahami antar-generasi sejalan dengan misinya untuk mengutamakan hubungan "Abang-Adik" sesama alumni POLBAN.
Aslam mengatakan jika terpilih sebagai ketua dia akan memberi ruang anggotanya untuk berkreasi dan bekerjasama menyusun program kerja, karena seyogyanya menurut Aslam program kerja baiknya dirumuskan bersama bukan ditetapkan di awal.