Siapa yang pernah menonton film Deepwater Horizon yang terinsipirasi dari kisah nyata terbakarnya rig di lepas pantai Teluk Meksiko yang dimiliki salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di dunia?Â
Atau ada di antara kita yang pernah melihat di berbagai media massa rig lepas pantai untuk pengeboran di wilayah operasi minyak dan gas?
Jika ditelisik lebih jauh akan tampak oleh kita perbedaan suatu rig dengan lainnya terutama terkait lokasi rig tersebut. Ada yang beroperasi di tengah laut dan ada juga rig yang beroperasi wilayah darat bahkan rawa-rawa.
Bentuk konstruksi dan spesifikasi rig satu dan lainnya juga berbeda menyesuaikan kegunaan dan kondisi wilayah operasinya.
Secara umum rig dibagi menjadi dua yaitu rig yang beroperasi di daratan yang biasa disebut land rig dan rig yang beroperasi di perairan/laut atau biasa disebut offshore rig.
Untuk land rig bentuknya mirip dan tipikal seperti gambar di bawah ini.
Desain yang dibuat pun tidak serumit offshore rig dan digunakan untuk pengeboran minyak dan gas di daratan.
Di Indonesia kita banyak menemukan land rig di daerah operasi pengeboran minyak dan gas di Pulau Sumatera semisal Aceh, Sumatera Selatan, Riau dan lain sebagainya.
Namun, untuk offshore rig ada banyak jenis yang perlu kita ketahui berdasarkan kedalaman dari wilayah perairan dimana rig tersebut beroperasi, dari wilayah rawa-rawa sampai dengan laut dalam yang menantang dan dengan desain serta teknologi yang rumit dan canggih tentunya.
Berikut rangkuman jenis-jenis rig lepas pantai paling umum berdasarkan kedalaman perairan dimana dia beroperasi.
Pertama, Inland Barge
Inland Barge sendiri ada yang berbentuk Swamp Barge dan ada yang berbentuk Tender Barge.
Jenis rig Swamp Barge tentu saja berbentuk barge atau seperti kapal tongkang. Biasa digunakan untuk daerah rawa-rawa sampai delta-delta sungai yang kedalamannya sekitar sampai 7 meter.
Rig ini ditempatkan di lokasi yang dituju dengan memobilisasi barge layaknya seperti kapal yang ditarik kapal pemandu tug boat.
Setelah sampai di lokasi yang dituju, maka tangki di badan swamp barge akan mulai diisi air ballast sehingga ketika terisi air tersebut Swamp Barge akan bertumpu pada dasar rawa atau sungai.
Karena menggunakan mekanisme air ballast maka rig ini tidak memakai tiang penopang sama sekali.
Untuk rig jenis Tender Barge sangat mirip dengan Swamp Barge, sama-sama menggunakan prinsip mekanisme air ballast , namun dia digunakan di perairan rawa atau delta yang lebih dalam dari Swamp Barge.
Kedua, Jack Up Rig
Jenis ketiga ini banyak juga digunakan di indutri hulu migas Indonesia.Â
Karakter dari Jack Up Rig adalah memiliki sejenis platform yang dapat mengapung di permukaan dengan menggunakan tiga atau empat kaki khusus penopangnya.
Kaki-kaki platform ini dapat dinaikkan dan diturunkan sesuai kebutuhan. Kaki akan dinaikkan ketika akan berpindah tempat dengan posisi platform mengapung di permukaan. Untuk berpindah nantinya Jack Up Rig akan ditarik kapal khusus menuju tempat yang diinginkan. Sebaliknya kaki-kaki tadi akan diturunkan sampai menyentuh dasar laut agar kuat menopang platform di atasnya pada posisi yang ajeg.
Jenis rig ini sangat umum digunakan untuk operasi pengeboran industri hulu minyak dan gas di perairan/lautan sampai kedalaman sekitar 200 meter.
Sejak pertama kali dikenal pada tahun 1954, rig model ini menjadi sangat populer dan sering digunakan di industri hulu migas karena keringkasannya untuk mobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya.
Ketiga, Fixed Platform/Steel Jacket
Fixed plaltform adalah sejenis rig sekaligus platform offshore yang umumnya digunakan untuk wilayah atau sumur pengeboran yang telah berproduksi minyak atau gas dan diproyeksikan untuk dioperasikan dalam jangka waktu lama.
Jenis rig ini memiliki pondasi tetap yang langsung dibangun di dasar laut yang tidak terlalu dalam sampai dengan 1.700 kaki (520 meter) dengan di atasnya ditopang beton atau kaki-kaki baja.
Ini adalah jenis rig yang tidak dapat dimobilisasi karena dibangun pondasi tetap tadi dan biasanya memang diperuntukkan untuk juga dilengkapi fasilitas rig pengeboran, fasilitas produksi dan akomodasi personel untuk beraktivitas.
Jenis ini juga biasanya bisa dikombinasikan dengan Jack Up Rig dan juga Barge jika diperlukan dan ditempatkan pada perairan yang relatif tenang dan kondisi cuaca yang tidak ekstrem.
Keempat, Semi-submersible Rig
Rig jenis ini memakai konsep mengapung (floaters) dengan diikatkan ke dasar laut menggunakan mooring khusus beserta jangkar.
Rig jenis ini juga biasanya menggunakan sejenis baling-baling khusus (thruster) yang secara dinamis dapat menyesuaikan dengan konidisi di sekitar platformnya agar tidak terguncang dan tetap dalam posisi yang sesuai.
Jenis Semi-submersible Rig ini akan dipilih dan digunakan jika jenis Jack Up Rig tidak dapat menjangkau dasar laut atau memiliki kondisi gelombang dan lingkungan yang menantang atau ekstrem biasanya pada kedalaman sampai 1.000 meter bahkan lebih untuk kasus tertentu.
Kelima, Drillship
Rig jenis ini bentuknya tentu saja seperti kapal karena ya memang struktur utamanya dibangun di atas kapal dan dapat dioperasikan untuk mobile berpindah-pindah tempat tanpa harus ditarik tug boat/ kapal tunda seperti pada Jack Up Rig atau Barge.
Dari strukturnya rig ini agak unik karena di lambung kapal ini kita akan menemukan moon pool sejenis lubang untuk akses menurunkan alat-alat pengeboran sampai ke dasar laut. Oleh karena itu juga ,jenis ini sangat cocok digunakan untuk pengeboran laut dalam lebih dari 2.000 meter sampai dengan kedalaman sekitar 3.700 meter yang sulit dijangkau dan dilakukan jenis-jenis rig lainnya.
Kecanggihan rig jenis Drillship adalah dia tidak menggunakan jangkar sama sekali untuk menahan posisi kapal agar tetap dapat bertahan dan tidak terguncang karena kondisi sekitar, melainkn dia menggunakan mekanisme Dynamic Positioning System (DPS) yang tersambung langsung dengan sistem komputer kapal bahkan dengan satelit khusus yang digunakan khusus untuk kapal.
Sistem DPS ini juga yang akan mengkoordinasikan baling-baling yang ada di sekeliling kapal mirip dengan sub-semi mersible tadi yang kita namakan thruster, sehinga posisi kapal akan stabil dan tidak membahayakan terutama ketika aktivitas pengeboran berlangsung.
Sebagai informasi saja bahwa kebanyakan perusahaan minyak dan migas melakukan mekanisme sewa untuk rig-rig ini alih-alih membeli langsung dengan harga yang sangat mahal pastinya, kecuali untuk fixed platform yang biasa dibangun oleh perusahaan minyak dan gas karena memang akan digunakan dalam jangka waktu lama.
Pemilihan jenis rig pasti juga mempertimbangkan aspek kesesuaian dengan kondisi sekitar wilayah operasi migas seiring juga dengan aspek ekonomi dan teknis lainnya.
Logika yang umum mengatakan bahwa semakin canggih dan semakin dalam operasi pengeboran maka semakin mahal biaya investasi yang diperlukan, oleh karena itu perlu kajian dan studi mendalam untuk memilih jenis rig yang digunakan.
Demikianlah rangkuman lima jenis rig lepas pantai yang paling umum digunakan di industri hulu migas berdasarkan kedalaman wilayah kerja operasi rig tersebut.Â
Seiring waktu sangat dimungkinkan ada jenis-jenis rig lepas pantai lainnya yang spesifik dan digunakan di industri migas dan tidak termasuk dalam kelima jenis tadi.
Hal ini mungkin terjadi perkembangan teknologi di industri migas yang dinamis serta sangat kompleks bahkan bisa disetarakan dengan teknologi yang dipakai di ekspedisi luar angkasa.
Nah sebagai pengakhiran kita coba tebak-tebakan nih. Kira-kira setelah membaca rangkuman tadi bisa menebak kira-kira jenis rig yang ada di film Deepwater Horizon, rig jenis apa ya? Clue-nya dia dioperasikan di laut dalam, tapi bukan rig yang berbentuk kapal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H