Jangan sampai justru hanya seperti pemanis saja dan tidak melakukan apa-apa. Hal tersebut tentu mubazir, membuang waktu, dan tidak produktif.
Contohnya ketika saya dimintakan atasan untuk bergabung dalam tim kajian perihal pergudangan ataupun barang-barang logistik yang saya tidak ahli di dalamnya. Awalnya saya berniat membantu, namun setelah saya pelajari ada orang lain yang lebih ahli dan terlibat langsung untuk pekerjaan tersebut.
Menghindari minimnya kontribusi dalam tim kajian, maka saya menolak dengan halus dan merekomendasi orang lain yang lebih kompeten. Syukurlah disetujui oleh atasan.
Dalam hal berorganisasi pun demikian saya semasa bangku kuliah mengikuti setidaknya ada 6 organisasi baik intra maupun ekstra kampus, di antaranya saya menjadi ketua dan ketua departemen. Saat itu saja sudah lumayan tersita waktu saya.
Ketika ditawari untuk masuk ke dalam sebuah divisi yang memerlukan kehadiran serta keahlian yang khusus seperti design dan sebagainya, saya menolak karena menurut saya saya tidak ahli dalam hal tersebut lebih baik saya ditempatkan di bagian lain yang di mana saya lebih dapat berkontribusi positif dan signifikan.
Keempat, Seberapa Mendesak Saya Harus Melakukan Rangkap Tugas Tersebut?
Time frame penting sekali untuk melihat seberapa mendesak suatu pekerjaan harus dilakukan apakah harus dilakukan saat ini juga, atau bisa ditunda beberapa saat, atau ya bisa dilakukan di waktu luang.
Ini juga yang biasanya akan saya tanyakan kepada yang memberi tugas tambahan dan juga kepada diri saya sendiri karena juga saya perlu menyusun skala prioritas pekerjaan.
Jika saya melihat pekerjaan tersebut mendesak dilakukan sedangkan beban kerja saya terhadap pekerjaan utama saya sudah tinggi, maka saya dengan halus akan menolak dan menceritakan alasannya kepada yang memberi tugas tambahan.
Namun jika sebaliknya pekerjaan mendesak, saya ada kelapangan waktu, tenaga, dan pikiran saya pikir mengapa tidak saya lakukan apalagi jika bernilai manfaat seperti yang saya sudah ungkapkan sebelumnya.
Pengelolaan waktu menjadi kunci juga untuk mengukur kapasitas kita dalam menyetujui untuk menerima tugas tambahan. Jika kita belum mahir mengelola waktu ada baiknya untuk lebih fokus kepada pekerjaan utama dan tidak secara serampangan menerima tugas tambahan yang bukan wajib hukumnya.