Jacinda tegas menerapkan lockdown secara nasional yaitu dengan menutup seluruh sekolah, fasilitas-fasilitas umum yang berpotensi mengundang kerumunan, testing dan tracing dilakukan secara ketat, pengawasan terhadap perbatasan serta juga pasien yang terpapar benar-benar dilakukan secara optimal, bahkan untuk protokol kesehatan pada awal pandemi benar-benar dilakukan dengan ketat.
Meski ada juga sebagian pihak di dalam negeri yang protes atas kebijakan Jacinda karena kerugian ekonomi serta aspek finansial lainnya, namun Jacinda tetap jalan terus karena dia yakin sedini mungkin menanggulangi dan mengeliminasi sumber dan potensi penularan maka akan semakin cepat mereka pulih.
Dan voila kebijakannya sangat efektif dan berjalan sesuai rencana, sekarang di Selandia Baru hampir tidak ada kasus baru bahkan gelombang baru.Masyarakat tela diperkenankan melakukan kegiatan berkumpul tanpa masker dan protokol kesehatan lainnya sementara vaksinasi pun terus galak dilakukan.
Selain itu juga Jacinda Ardern selalu melibatkan tenaga media dan ahli yang kompeten dalam menyusun kebijakan, alih-alih antipati atau meremehkan virus ini dia secara rendah hati mendengarkan pendapat tenaga ahli yang kompeten bukan yang terkesan meremehkan serta menganggap gurauan semata seperti beberapa pejabat teras di Indonesia pada awal pandemi.
Gerak dan aksi yang cepat di awal, mendengarkan pendapat para ahli yang kompeten serta terus menarasikan informasi Covid-19 secara baik kepada masyarakat dan membangun kebersamaan dalam menangani pandemi ini harus menjadi pelajaran dan inspirasi bagi pemerintah Indonesia untuk lolos dari pandemi ini lebih cepat.
Kedua, Angela Merkel-Kanselir Jerman
Jerman memang memiliki kasus positif yang tinggi dibandingkan dengan jumlah populasinya, namun yang unik death rate di Jerman sangat rendah bahkan salah satu yang paling rendah dibandingkan negara-negara eropa.
Merkel yang memiliki latar belakang ilmuwan dengan gelar doktral dibidang kimia fisik memang memiliki kepedulian dan minat yang besar pada semua kebijakan yang didasarkan pada kajian ilmiah dari orang-orang yang kompeten. Oleh karena itu, di awal pandemi Merkel secara masif menerapkan testing terbesar skalanya di benua Eropa yaitu 350 ribu tes setiap minggunya.
Dengan kebijakan tersebut memang terlihat bahwa banyak masyarakat Jerman yang sudah terinfeksi, namun dengan begitu pemerintah Jerman dapat segera mengisolasi dan memberikan perawatan yang layak kepada mereka agar penyebaran tidak terus meluas.
Dia juga secara tenang menerangkan kepada masyarakatnya tentang kondisi pandemi ini dan meminta dukungan masyarakat untuk menerapkan 70% lockdown di Jerman pada masa awal pandemi. Gaya komunikasinya yang tenang berbasis data yang kuat ini berhasil mendapat dukungan mayoritas warga Jerman untuk secara sukarela menaati pemerintah terkait kebijakan lockdown.