Kerap juga ajang berbuka virtual ini berdiskusi tentang berbagai hal terkait agenda keluarga semisal rencana pulang kampung tentu sehabis waktu larangan mudik sudah tidak berlaku lagi. Atau agenda perjalanan keluarga, dan hal-hal keseharian kita.
Andai Belum Ada Kemajuan Teknologi
Saya membayangkan jika pandemi dan Ramadan ini terjadi di tahun 90-an dan belum memungkinkan bertatap muka secara virtual hanya dengan memanfaatkan jaringan internet dan gratis pula.
Saya masih membayangkan bahkan untk menghubungi keluarga di kampung halaman harus melalui warung telekomunikasi (wartel) atau telepon umum alih-alih menggunakan video call. Belum lagi tarif interlokal yang lumayan mahal dan juga terbatas durasi serta tempatnya yang terkadang tidak mudah terjangkau. Menyita kantong, tenaga, dan pikiran pastinya.
Apalagi ketika ingin berbuka sungguh merepotkan juga ketika waktu berbuka kita harus berduyun-duyun ke wartel hanya untuk melakukan panggilan ke kampung halaman. Ditambah di tengah pandemi melakukan perjalanan ke wartelnya saja sudah berisiko tertular apalagi harus berdiam di ruang kotak kecil wartel dengan sirkulasi udara yang kurang baik tentu memungkinkan terjadinya penularan virus Covid-19
Berbagai kemajuan teknologi khususnya dibidang Telekomunikasi dan Informatika sungguh memudahkan hidup kita sehingga jarak dan waktu tidak menjadi halangan untuk terus selalu berkomunikasi meski hanya melalui layar kaca dengan orang-orang yang kita sayangi di kampung halaman.
Akhir kata selamat menjalankan ibadah puasa.Â
Semoga Allah Swt. memasukkan kita ke dalam barisan para pemenang. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H