Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Berikut 5 Tips Mengajukan Keluhan Tanpa Perlu Kekerasan

17 April 2021   16:29 Diperbarui: 18 April 2021   06:10 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerangan Perawat RS Siloam Sriwijaya. Sumber: wartakota.tribunnews.com

Oleh karena itu, perlu kita mengetahui ke pihak mana kita harus komplain jangan asal mengadu ke pihak yang tidak jelas dan keliru. Kita perlu memastikan aduan, kritik dan saran kita dapat ditindaklanjuti secara optimal untuk perbaikan ataupun mendapatkan respon yang cepat.

Saya memiliki pengalaman sendiri terkait saluran komplain ini. 

Pernah suatu waktu saya akan melakukan pembayaran di sebuha rumah sakit setelah anak saya dirawat, lalu setelah saya teliti ada selisih sehari atau dua hari terhadap penagihan karena saya upgrade kamar diluar coverage asuransi kantor saya setelah sebelumnya upgrade karena terpaksa tidak ada ruangan, namun ternyata yang ditagihkan berbeda dengan jumlah selisih harinya. Lalu saya tanyakan ke pihak kasir dan mereka menyatakan tagihan sudah benar.

Saat itu saya yakin bahwa ada selisih perhitungan yang tidak sesuai akhirnya saya konsultasikan ke pihak asuransi sambil saya koordinasi dengan pihak keuangan rumah sakit, usut punya usut akhirnya terbukti benar ada selisih penagihan yang seharusnya masih dapat dibayar oleh asuransi namun masih ditagihkan ke saya secara personal. Lucunya pihak kasir awalnya masih agak keukeuh hitungannya sudah benar.

Jika sudah terjadi hal seperti ini maka saya putuskan untuk eskalasi kepada pemegang keputusan ataupun otoritas yang lebih tinggi, saya sampaikan ke pada pimpinan ataupun koordinator pembayaran untuk mengecek kembali sekaligus paralel saya minta pihak asuransi untuk menyampaikan ke rumah sakit tentang penanggungan biaya tersebut. 

Saya juga menyampaikan keluhan ini kepada bagian pengaduan rumah sakit agar kasus seperti ini tidak terjadi kembali, karena bisa jadi ini hanyalah puncak gunung es penagihan yang seharusnya tidak ditagihkan kepada pasien namun tetap ditagihkan.

Terbayang jika ini terjadi pada ratusan pasien lainnya yang bisa jadi memang kesulitan finansial tentu akan sangat memberatkan. Saya juga menyampaikan agar petugas bagian keuangan untuk lebih teliti dan mengecek ulang secara seksama semua tagihan yang harus dibayarkan agar kasus serupa tidak terulang.

Untungnya semua cepat diatasi dan selisih tagihan bisa diselesaikan dengan baik dan dibayarkan oleh pihak asuransi.

Keempat, Sampaikan dengan Runut, Detail dan Tetap Santun

Ilustrasi. Sumber: jojonomic.com
Ilustrasi. Sumber: jojonomic.com
Memang sudah fakta di lapangan ketika kita kecewa dengan sebuah pelayanan ataupun keadaan bisa jadi pembawaan kita menjadi lebih sensitif dan emosional. Namun, ada baiknya kita untuk mencoba menahan amarah kita dengan memikirkan dampaknya.

Saya akui saya sendiri pun pernah bernada tinggi komplain terhadap sesuatu di ruang publik karena benar-benar sudah sangat mengecewakan dan tidak ada rasa keadilan, tetapi setelahnya saya melihat hal tersebut tidak perlu dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun