Nah, yang menjadi menarik adalah mercusuar ini berwarna merah bata dan di sekitarnya banyak terdapat penjual makanan ringan, buah tangan, bahkan restoran seafood yang bahan masakannya sangat segar karena baru disuplai di hari yang sama dari nelayan lokal Kota Siheung.
Selama menginap di rumah orangtua angkat kami tersebut kami juga sempat diajak melihat pertunjukan kebudayaan di sekolah adik-adik angkat.
Di sana kami berbaur dan bergabung dengan para orangtua dan teman-teman adik angkat kami, sangat seru dan meriah meski di tengah dinginnya musim gugur dan rintik-rintik hujan.
Saya juga sempa mengirimkan oleh-oleh ke keluarga angkat saya disana dengan menitip salh satu teman saya dari Korea Selatan yang sempat berkunjung ke Indonesia.Â
Beberapa kali juga kami sempat terhubung di Facebook dan Email dengan keluarga angkat kami tersebut. Bahkan junior-junior saya di Pertukaran Pemuda Indonesia Korea pada tahun selanjutnya ternyata ada juga yang menginap di rumah keluarga Hwang, sehingga kami pun sering bercerita tentang kebaikan keluarga Hwang.
Semoga di lain waktu kami bisa bertemu kembali dengan keluarga angkat kami di sana atau bisa jadi mereka bisa menjadi tamu di rumah kami dan merasakan menjadi keluarga angkat di Indonesia. Amin
Annyeonghi gyeseyo! Sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H