Mohon tunggu...
Adrian Chandra Faradhipta
Adrian Chandra Faradhipta Mohon Tunggu... Lainnya - Menggelitik cakrawala berpikir, menyentuh nurani yang berdesir

Praktisi rantai suplai dan pengadaan industri hulu migas Indonesia_______________________________________ One of Best Perwira Ksatriya (Agent of Change) Subholding Gas 2023____________________________________________ Praktisi Mengajar Kemendikbudristek 2022____________________________________________ Juara 3 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Umum Tingkat Nasional SKK Migas 2021___________________________________________ Pembicara pengembangan diri, karier, rantai suplai hulu migas, TKDN, di berbagai forum dan kampus_________________________________________ *semua tulisan adalah pendapat pribadi terlepas dari pendapat perusahaan atau organisasi. Dilarang memuat ulang artikel untuk tujuan komersial tanpa persetujuan penulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketiga Alasan Ini Buat Saya Tetap Ingin Jadi Warga Negara Indonesia

10 Oktober 2020   17:22 Diperbarui: 12 Oktober 2020   06:52 2236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan Pertama adalah Orang-orangnya

Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Ilustrasi. Sumber: dokumentasi pribadi
Sudah termasyhur bahwa negeri kita dihuni oleh orang-orang yang murah senyum dan marah dengan berbagai karakteristik yang beragam, namun justru menjadi kerinduan dan resep tersendiri dalam menghargai perbedaan.

Bayangkan saja ada menurut survei BPS tahun 2010 saja ada sekitar 1.331 kelompok suku di Indonesia dengan ratusan bahasa yang ada bagaiman beragamanya penduduk Indonesia.

Saya pribadi sangat menyukai berbagai macam ragam karakter yang ada di Indonesia.

Saya menyukai teman saya yang batak meski berbicara dengan nada tinggi namun hatinya luar biasa baik, di sisi lain saya menyukai rekan saya yang keturunan jawa dengan tutur kata yang lembut dan sopan santun yang luar biasa.

Saya juga tidak melupakan rekan saya dari Bali dengan logat balinya yang kental ketika berbicara bahasa Indonesia, begitupun dengan orang-orang yangluar biasa ramah saya temui di Gorontalo dan Lombok ketika saya berlibur.

Saya juga banyak belajar dari rekan saya yang keturunan Tionghoa dalam mengatur keuangan serta berbisnis ataupun dari Uda-uda rumah makan padang langganan saya yang kuat memegang prinsip agama dalam berbisnis.

Saya menyukai kerecehan warga negara Indonesia yang dapat tetap melucu meski di tengah masa genting seperti meme pedagang asongan yang nekat tetap berjualan ketika pihak kepolisian memburu teroris pengeboman Sarinah. 

Hal lainnya adalah kedermawanan dan sikap gotong royong bangsa kita ketika kita dilanda musibah seperti Tsunami di Aceh, Bom Bali, Gempa Yogyakarta dan lain sebagainya.

Saya juga banyak belajar dan bersyukur di tengah disparitas sosial yang terjadi di perkotaan, kesederhanaan dan nilai hidup di pedesaan, kegetiran di daerah terpencil dan terluar dan lain sebagainya

Saya tidak dapat menemukan kehangatan, keramahan dan kompleksitas khas Indonesia ini di luar negeri sekalipun di negara maju ketika saya pernah jalan-jalan ataupun bergabung dalam program pertukaran pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun