Alasan Pertama adalah Orang-orangnya
Bayangkan saja ada menurut survei BPS tahun 2010 saja ada sekitar 1.331 kelompok suku di Indonesia dengan ratusan bahasa yang ada bagaiman beragamanya penduduk Indonesia.
Saya pribadi sangat menyukai berbagai macam ragam karakter yang ada di Indonesia.
Saya menyukai teman saya yang batak meski berbicara dengan nada tinggi namun hatinya luar biasa baik, di sisi lain saya menyukai rekan saya yang keturunan jawa dengan tutur kata yang lembut dan sopan santun yang luar biasa.
Saya juga tidak melupakan rekan saya dari Bali dengan logat balinya yang kental ketika berbicara bahasa Indonesia, begitupun dengan orang-orang yangluar biasa ramah saya temui di Gorontalo dan Lombok ketika saya berlibur.
Saya juga banyak belajar dari rekan saya yang keturunan Tionghoa dalam mengatur keuangan serta berbisnis ataupun dari Uda-uda rumah makan padang langganan saya yang kuat memegang prinsip agama dalam berbisnis.
Saya menyukai kerecehan warga negara Indonesia yang dapat tetap melucu meski di tengah masa genting seperti meme pedagang asongan yang nekat tetap berjualan ketika pihak kepolisian memburu teroris pengeboman Sarinah.Â
Hal lainnya adalah kedermawanan dan sikap gotong royong bangsa kita ketika kita dilanda musibah seperti Tsunami di Aceh, Bom Bali, Gempa Yogyakarta dan lain sebagainya.
Saya juga banyak belajar dan bersyukur di tengah disparitas sosial yang terjadi di perkotaan, kesederhanaan dan nilai hidup di pedesaan, kegetiran di daerah terpencil dan terluar dan lain sebagainya
Saya tidak dapat menemukan kehangatan, keramahan dan kompleksitas khas Indonesia ini di luar negeri sekalipun di negara maju ketika saya pernah jalan-jalan ataupun bergabung dalam program pertukaran pemuda.