Minggu kemarin (4/10/2020) saya bersama istri dan anak saya mengunjungi Kebun Teh Sukawana yang jaraknya sekitar 30-45 menit dari rumah kami di daerah Parongpong.
Acuan untuk menuju kesana adalah di pertigaan Jalan Parongpong, Jalan Kolonel Masturi dan Jalan Sukawana seperti foto dibawah.
Disarankan pengunjung untuk membawa motor atau mobil yang agak tinggi atau sejenis Jip atau mobil dengan posisi dudukan tinggi lainnya. Jika menggunakan mobil jenis sedan maka bagian bawah mobil berpotensi rusak terkena bebatuan.
Dari pinggir jalan beraspal sampai ke pos tiket masuk ke Kebun Teh Sukawana dibutuhkan waktu sekitar 20-40 menitan karena kondisi jalan yang berbatu dan sangat rusak.
Sesampainya di pos kita akan diminta untuk membayar 5 ribu rupiah saja per orang dewasa sedangkan untuk anak-anak gratis alias tidak berbayar.
Untuk kendaraan kami menyarankan memarkirkan kendaraan di dekat kantin di depan Villa Merah di tengah kebun teh karena disana ada yang menjaganya dan posisinya dekat warung tempat kita bersantai dan menikmati makanan dan minuman setelah lelah berkeliling kebun teh. Bisa juga di beberapa tempat lainnya yang sudah disediakan oleh PTPN VIII.
Kebun Teh Sukawana sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Kebun ini dahulu disebut Kebun Teh Pangheotan yang  diambil dari pemilik kebun teh ini sebelumnya yang merupakan keturunan Belanda yang bernama Van Houten. Peninggalan Belanda ini tercermin dari berbagai gedung yang ada di kawasan kebun teh ini yang bercirikan gaya klasik Belanda.
Di dalam komplek perkebunan teh ini banyak kegiatan yang bisa kita lakukan selain berjalan kaki mengeliling kebun teh bersama teman dan keluarga kita juga berfoto di berbagai sisi kebun yang sangat cantik dan instagrammable.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!