Desakan berbagai pihak untuk mentransformasi KAI pun akhirnya tidak terbendung disuarakan. Karena mengingat juga bahwa sebagai BUMN harusnya KAI dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal lagi karena sadar atau tidak sadar pendanaan mereka juga bersumber dari APBN yang notabene juga dari masyarakat Indonesia.Â
Lalu terpilihlah Pak Jonan sang pendobrak pola pikir yang kuno tersebut. Dia datang dan mengajak seluruh elemen KAI untuk bertransformasi dengan segenap daya upaya, mengubah perspektif BUMN adalah perusahaan kuno dan kualitas pelayanan rendah menjadi BUMN bisa menjadi perusahaan unggul dan menjadi model perubahan bagi industri lainnya.Â
Voila beberapa tahun setelahnya KAI bertransformasi menjadi perusahaan mentereng dengan berbagai pelayanannya bahkan tidak kalah dengan pelayanan kereta api di luar negeri.
Kita juga berdoa semoga Pak Jonan sebagai Menteri ESDM setidaknya bisa melakukan hal yang sama untuk BUMN yang berkaitan dengan kewenangannya sekarang.Â
Lebih jauh, BUMN di negeri ini harus terus menjadi sebuah lembaga yang anti-kritik dan terus berinovasi untuk melayani masyarakat Indonesia, bukan lagi menjadi raksasa yang anti kritik dan jemawa. Karena kesombongan dan fokus pada pembelaan diri pada akhirnya hanya akan membinasakan diri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H