Perjalanan kami dilanjutkan ke sumber air suci kuil. Disana kami berkesempatan untuk membasuh muka serta meminum air yang sangat jernih dan segar tersebut tersebut secara langsung. Air tersebut berasal dari mata air Gunung Gaya yang konon dapat membuat awet muda dan sangat baik untuk kesehatan.
Puncak perjalanan ini dilanjutkan dengan mengunjungi tempat penyimpanan Tripitaka Koreana. Untuk menjaga kondisi Tripitaka Koreana, kami hanya diperkenankan melihat melalui celah-celah dinding kayu tempat penyimpanannya.
Sesuatu yang unik dari tempat penyimpanan ini adalah bagaimana sistem penyimpanan Tripitaka Koreana yang notabene terbuat dari kayu dapat bertahan ribuan tahun di tengah suhu yang berubah-ubah melalui empat musim serta berada di atas gunung yang cenderung lembab dan dapat dengan mudah merusak kondisi kayu. Ternyata sistem sirkulasi udara ruangan, proses pemilihan bahan kayu dan sistem ukiran serta perawatan juga lah yang menjadi kuncinya
Inilah Korea Selatan, negeri yang tetap menjaga akar budayanya di tengah pesatnya modernitas di seluruh lini kehidupannya. Jika mereka bisa melakukannya mengapa kita tidak?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H