Pada 2012 lalu saya berkesempatan menjadi perwakilan pemuda Indonesia dalam Indonesia Korea Youth Exchange Programme yang digagas Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia serta Ministry of Gender Equality and Family (MOGEF) Korea Selatan. Salah satu rangkaian acaranya adalah mengunjungi Kuil Haeinsa.
Kuil Haeinsa (Haeinsa Temple) layaknya sebuah permata yang tersembunyi dalam hutan, berlokasi di tengah rimbunnya Gunung Gaya, Provinsi Gyeongsang Selatan. Dibangun pada 802 Masehi, Kuil Haeinsa sangat terkenal karena menyimpan salah satu warisan dunia yang diakui UNESCO yaitu Tripitaka Koreana. Tripitaka Koreana sendiri adalah manuskrip kitab suci Buddha yang tersusun dari ukiran tulisan di blok-blok kayu, berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun rapi dan semua tulisannya diukir dalam aksara Tionghoa (hanja) dan berumur ribuan tahun.
Perjalanan kami diawali dengan mengendarai bus ke Gunung Gaya. Suhu yang cukup dingin pada peralihan musim gugur (autumn) ke musim dingin (winter) tidak menyurutkan kami mengekplorasi keindahan kuil ini. Warna dedaunan Maple yang menguning menghiasi sepanjang jalan menuju kuil tersebut.
Setelah memarkir bus rombongan kami pun memulai pendakian ke kuil tersebut. Untuk mencapai Kuil Haeinsa pengunjung diharuskan untuk mendaki setidaknya 2 Kilometer dari tempat parkir. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keasrian kuil oleh pengelola kuil.
Sesampainya di gerbang kuil, kami disambut oleh pemandu wisata kami yang telah disiapkan oleh pemerintah Korea Selatan. Diawal perjalanan kami diajak ke tempat bermukimnya para biksu serta tempat sembahyang para umat Buddha di dalam kuil. Di sini, terdapat beberapa ruangan dan bangunan yang sangat indah didominasi dengan warna emas, hijau, merah dan hitam khas Korea. Detail yang sangat rapi dan halus pun dapat terlihat di setiap sisi kuil.
Pemandu wisata kami bercerita bahwa di dalam salah satu ruangan yang tertutup untuk umum terdapat patung Buddha yang terbuat dari emas dan dijaga dengan sistem keamanan yang sangat modern. Bahkan, jika terjadi bencana seperti kebakaran atau pun gempa bumi secara otomatis patung Buddha tersebut akan masuk ke dalam bunker penjagaan di bawah tanah yang dilindungi oleh lapisan anti panas dan kuat terhadap runtuhan gedung.