Mohon tunggu...
Adrian Susanto
Adrian Susanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - aku menulis, aku ada

pekerjaan swasta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tak Semua Anak di Sekolah Swasta Berasal dari Keluarga Mampu

28 Juli 2020   09:24 Diperbarui: 2 Juni 2021   20:06 2055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita seharusnya respek terhadap mereka ini yang tetap memilih untuk tetap bersekolah ketimbang putus sekolah, sekalipun tahu dia harus bayar.

Banyak orangtua mengirimkan anaknya sekolah di swasta karena ada jaminan soal kedisiplinan. Ibu dalam kisah di atas termasuk salah satu di antaranya. 

Sebagai orangtua tunggal, dia membutuhkan hal ini, yang sulit didapat di sekolah negeri. Kalau di sekolah negeri sering terjadi anak bolos apalagi guru jarang masuk. Karena tahu akan disiplin inilah, ibu ini merasa tak khawatir ketika dia harus bekerja dari pagi hingga sore.

Sering sekolah negeri dikaitkan dengan mayoritas pemeluk agama (islam).

Di banyak tempat, banyak sekolah negeri tidak menyediakan pelajaran agama siswa, malah "memaksa" siswa ikut pelajaran agama islam. Demikian pula dengan ibu tadi. 

Baca juga : Tantangan Sekolah Swasta dalam Penerimaan Peserta Didik Baru

Demi pendidikan iman anak-anaknya, dia terpaksa memasukkan mereka ke sekolah swasta. Tapi bukan lantas berarti dia mampu. Secara ekonomi dia sungguh tidak mampu.

Demikianlah 3 alasan kenapa orangtua memutuskan untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Sama sekali tidak ada kaitan langsung antara sekolah swasta dengan kemampuan finansial. 

Ada banyak anak dari keluarga tak mampu bersekolah di swasta, demikian pula ada banyak anak dari keluarga mampu yang bersekolah di negeri. Karena itu, kurang pas jika jenis sekolah (swasta -- negeri) dijadikan tolok ukur untuk menilai kemampuan ekonomi keluarga, seperti yang dilakukan pak RT dalam kisah di atas.

Terkait dengan KIP, yang menjadi mimpi ibu tadi, menjadi pertanyaan adalah apakah program KIP itu untuk anak yang sekolah di negeri saja atau terbuka juga untuk anak yang sekolah di swasta? 

Menurut kami, seharusnya program KIP itu diprioritaskan bagi anak-anak dari keluarga tak mampu yang bersekolah di sekolah swasta. Artinya, yang bersekolah di swasta didahulukan daripada yang bersekolah di negeri. 

Alasannya, mereka yang sekolah di negeri sudah mendapatkan fasilitas sekolah gratis. Jika sudah gratis, uang dari KIP itu untuk apa? Lebih baik untuk yang di swasta, sehingga uang KIP itu dapat digunakan untuk membayar uang sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun