Mohon tunggu...
Adrawina Vazrya Wangsayudha
Adrawina Vazrya Wangsayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Nasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Transisi Sistem Energi Tiongkok Menuju Era Hijau

29 November 2023   19:18 Diperbarui: 30 November 2023   13:44 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar https://bolong.id/lp/0821/bbc-china-hijau-lebih-cepat-daripada-negara-lain

Penulis: Adrawina Vazrya Wangsayudha

Reviewer: Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M

Tiongkok Sebagai Negara Dengan Potensi Mengubah Aspek Kehidupan Global

Tiongkok telah memainkan peran penting sebagai kekuatan ekonomi dalam era globalisasi yang semakin berkembang. Dengan reformasi ekonomi yang berhasil sejak tahun 1978, negara ini telah berkembang menjadi salah satu motor pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia. Namun, peluang masa depan Tiongkok tidak terbatas pada keberhasilan ekonominya saat ini, tetapi juga pada potensi yang dapat membentuk peran Tiongkok dalam berbagai aspek kehidupan global. Salah satunya dalam perubahan iklim. Pasalnya perubahan iklim menimbulkan ide dimana akan ada yang namanya transisi energi hijau yaitu dimana akan ada yang namanya pengurangan puncak emisi karbon menjadi emisi netral.

Pada dasarnya, proses mengubah sistem energi disebut transisi energi. Sebelum Revolusi Industri Inggris, orang menggunakan sumber energi tradisional seperti kayu bakar, arang, tenaga manusia, dan hewan lebih banyak. Namun, industri yang semakin berkembang membutuhkan sumber energi yang lebih besar. Ketika Revolusi Industri terjadi, penggunaan energi fosil, terutama batubara, meningkat pesat. Batubara menjadi energi modern yang mulai menggantikan kayu bakar dan arang. Beberapa faktor yang mendorong transisi energi dalam sejarahnya termasuk peningkatan inovasi teknologi; harga energi, tingkat upah pekerja, dan tren masa depan; dan ketersediaan dan kemudahan mendapatkan sumber energi. 

Ada banyak alasan mengapa transisi energi saat ini sangat penting. Beberapa di antaranya adalah peningkatan penetrasi energi terbarukan ke dalam bauran energi global, peningkatan teknologi dan penyimpanan energi, dan dimulainya elektrifikasi. Selain itu, karena banyak pemodal mulai memprioritaskan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola, masalah ini terus berkembang. Di sisi lain, peran pemerintah juga diperlukan untuk mencapai transisi energi yang efektif. Faktor-faktor yang membutuhkan transisi energi adalah perubahan iklim, gas rumah kaca, dan desentralisasi energi. Perubahan Iklim: perubahan pola cuaca dalam jangka waktu rata-rata yang menentukan iklim di seluruh Bumi.

Transisi Sistem Energi Hijau Tiongkok dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Di bawah Kerangka Kerja Kelompok 20 (G20), Tiongkok telah mencapai kemajuan besar dalam mendukung transisi energi hijau global dan mengatasi perubahan iklim. Tiongkok memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam perubahan menuju ekonomi yang berkelanjutan. Energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, dan kebijakan lingkungan yang progresif dapat membuka peluang baru dalam sektor ekonomi yang berfokus pada keberlanjutan. 

Tiongkok kemudian mengeluarkan sejumlah kebijakan dan langkah-langkah untuk meningkatkan mekanisme transisi energi hijau di seluruh negara, menurut Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok.

Sebuah dokumen yang dirilis bersama oleh komisi dan Administrasi Energi Nasional Tiongkok menyatakan bahwa Tiongkok akan mempercepat pembangunan sistem energi yang bersih, rendah karbon, aman, dan sangat efisien seiring dengan meningkatkan reformasi mekanisme dan inovasi di bidang energi. 

Dokumen tersebut menyatakan bahwa pola produksi dan konsumsi energi non fosil akan diubah untuk memenuhi permintaan energi yang meningkat pada tahun 2030, menggantikan stok energi fosil secara signifikan, dan meningkatkan kapasitas untuk menjamin ketahanan energi. Tiongkok bercita-cita mencapai puncak emisi karbon dioksida pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060.

Dokumen tersebut menyatakan bahwa langkah-langkah yang lebih khusus akan diambil, seperti mendorong sistem tenaga baru serta eksploitasi dan mekanisme pemanfaatan energi fosil yang bersih dan efisien. Mereka juga menyatakan bahwa kerja sama internasional di sektor transisi energi akan ditingkatkan, dan kebijakan fiskal dan keuangan yang mendukung transisi energi akan diluncurkan, dan dana nasional yang lebih besar akan dialokasikan ke sektor ini, dan memfasilitasi penerbitan obligasi.

Artikel ini dibuat sebagai syarat Tugas Mata Kuliah HIK Asia Timur


Nama Mahasiswa : Adrawina Vazrya Wangsayudha

Nomor Mahasiswa: 213507516045

Dosen : Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun