Yang di makam-kan disini jazad yang berhasil di temukan dan di-identifikasi. Medan pertempuran yang membuat mereka gugur tidak selalu di Ambon. Gugur di pertempuran daerah Ternate dan sekitarnya, lalu jasadnya di bawa kesini. Gugur di hutan pedalaman/hutan Halmahera misalnya, jenazah berhasil di temukan dan di identifikasi lalu di makamkan di Ambon.
Termasuk “beruntung” mereka-mereka ini. Maksudnya yang di makamkan disini yang bisa di kenali. Karena ternyata masih ada ratusan kuburan yang jenasahnya tidak dikenal. Di atas nisan - nisan yang jasad tak bisa dikenali ini hanya bertuliskan asal dan lambang kesatuan serta tulisan “Known unto God” (Hanya Tuhan yang tahu).
Ternyata masih banyak jenasah yang terpaksa di tinggal di hutan, tempat pertempuran, yang tidak bisa di bawa ke sini. Lalu? Ya di kubur di lokasi. Tanpa batu nisan seperti di sini tentunya. Hhhhmmm....kasihan juga ya.
Ada kah keluarga tentara yang ziarah disini? Ooo ada. Terutama setiap tanggal 25 April, tempat ini tertutup pengunjung. Biasanya bule-bule Aussie dari Jakarta, pejabat dubes negara-negara sekutu, keluarga, kerabat, datang untuk memberikan penghormatan. Sebagai penghormatan yang datang menggunakan pakaian formal, ber-dasi, mengenakan, jas. Memberikan kesan rapi. Tanggal tersebut di peringati sebagai “The Anzac Day”, peringatan hari pendaratan sekutu di Ambon.
Pernah juga mampir ke sini serombongan bule penumpang kapal pesiar dari New Zaeland, saat kapal pesiar merapat di Ambon. Rombongan tersebut tidak berminat jalan ke tempat lain, Cuma ingin mampir kesini. Datang untuk meletakkan bunga, berdoa untuk para arwah.Ada yang kecewa setelah menelusuri batu nisan tidak di jumpai rekan seangkatan yang infonya di makamkan disini.
Masih di areal makam terdapat “Honour Wall”, Tembok Kehormatan. Biasanya menjadi peletakan serimonial karangan bunga saat peringatan “The Anzac Day”. Malamnya dilakukan prosesi penyalaan lilin, di sertai nyanyian himne. Suasana pun menjadi demikian syahdu. Isak tangis keluarga mengenang yang telah tiada menjadi pemandangan mengharukan. Iya lah, dalam kondisi seperti ini mana kuat tidak menahan air mata.
Tampak depan dari jalan raya terlihat “Memorial Building Ambon”. Di bangunan terdapat nama prajurit Australia yang gugur selama peperangan di Ambon dan di Maluku. Kog hanya Australia? Hahaha…wajar dong. Yang mengelola makam ini khan orang Aussie. Wajar lah prioritas pencantuman nama tentara dari Aussie.
Di luar peringatan acara tadi banyak kah pengunjung yang datang setiap hari? Ada beberapa, tidak banyak. Kondisinya bukan tempat wisata. Yang datang ke sini terbatas yang memiliki minat khusus. Termasuk saya tentunya setelah di rekomen khan rekan dari Ambon tadi. Bahkan yang kedua kali ke Ambon menyempatkan ke sini lagi.
Lah kog jadi nge-fans sama makam sekutu? Jujur sich iya. Jika ada kesempatan yang ketiga ke Ambon pasti akan ke sini. Kesannya ya itu tadi. Rapi, asri, bersih, terawat.