Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wah Ada Jembatan "Dilarang Bunuh Diri" di Kupang

30 Maret 2017   12:25 Diperbarui: 31 Maret 2017   02:00 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Bagaimana pun dampaknya buruk bagi warga kota Kupang khususnya. Pertama, jembatan yang memiliki fungsi penting tadi akhirnya tercemar dengan kejadian buruk temuan mayat. Seakan menjadi jembatan “pencabut nyawa”. Padahal jembatan tadi cuma “korban”pelaku bunuh diri. 

 Kedua. Menghambat lalu lintas. “biasanya pak kalau tiba-tiba ada kemacetan, ada kerumunan orang di jembatan ini berarti ada yang bunuh diri”, tutur Joseph asli warga kota Kupang sambil mengendarai pelan mobilnya. 

Ketiga. Selain itu pasti bikin seram. Oya...ya...itu sudah pasti. Banyak nyawa berpisah raga secara tidak wajar menambah title yang tidak asyik sebagai jembatan angker. Terutama malam, ada aja kisah-kisah warga yang melintas yang bikin merinding. Namanya “penampakan” pernah di alami juga. Ada juga warga yang mendengar suara orang menangis....Wah...wah.... Duch jadi ikutan merinding nich.

 Ternyata meski permintaan tersebar melalui berbagai media tetap saja masih ada cuek. Ya namanya orang lagi frustasi berat, boro-boro perhati-kan permintaan Pak Wali. Kalau pikiran sudah “blank”, sudah galau kelas berat, sudah merasa tidak berarti lagi hidup di dunia, sudah tidak ada harapan, ke-nekad-an lebih berbicara ketimbang logika.

 Pernah kejadian, warga melihat ada motor parkir di pinggir jalan jembatan ini. Parkir lama mengundang perhatian warga sekitar. Setelah di selidik, ternyata pemilik motor tadi sudah terkapar dengan tubuh hancur di dasar sungai. Meninggal tragis seraya “memberikan” warisan entah kepada siapa berupa motor tadi. Di joke motor tadi ada pesan yang tampaknya pelaku bunuh diri tadi. Meninggalkan KTP serta surat yang menyebutkan kenapa memilih bunuh diri.

 Pertanyaannya, adakah upaya pemerintah kota untuk mencegah keinginan bunuh diri disini? Ada. Dengan segala keterbatasan tentunya. Sulit juga menugaskan warga setempat yang mengawasi selama 24 jam. Pasang CCTV jika bertujuan mencegah bunuh diri, juga tidak efektif. CCTV Cuma bisa memantau, bukan mencegah. 

 Yang bisa dilakukan adalah membuat pagar pengaman lebih tinggi sehingga suiit di panjat terutama yang mau bunuh diri. Hasilnya? Entahlah seberapa efektif. Semoga saja. Pada dasarnya kalau yang sudah gelap mata, pikiran blank meski sudah ada penghalang, saat sepi pasti nekad manjat lalu loncat. 

 Rasanya tidak fair banyaknya kasus bunuh diri diri lantas pemerintah kota di salahkan. Bagaimanapun keputusan mengakhiri nyawa sendiri adalah hak yang punya nyawa. Kapan akan terjadi, ya mana tahu lah. 

 Sebaliknya melihat sejumlah kasus di jembatan ini, hendaknya menggugah pihak yang peduli urusan kemanusiaan untuk semakin membuka sarana konseling, pendampingan. Keputusan melakukan bunuh diri bukan tanpa sebab. Bertumpuk beban psikis yang berakibat tidak mampu lagi menggunakan nalar serta nurani, akhirnya keputusan tragis di ambil. Berharap peranan lembaga-lembaga keagamaan lebih aktif memasang telinga, menjangkau mereka yang frustasi tadi. 

 Joseph sengaja membawa pelan mobil saat melintas jembatan. Sekarang ini peringatan“Dilarang bunuh diri” sudah di cabut. Pasti lah tidak asyik di bacanya. Tapi...sebenarnya bisa di ganti peringatan lain yang lebih menyentuh perasaan.  Misalnya : “Pikirkan baik-baik, Tuhan mengasihi anda”. “Tidak ada masalah tanpa penyelesaian. Hubungi saya di no....”. “jangan teruskan, kami mengasihimu”. Misalnya lho. Ya semoga aja contoh tulisan tadi bisa menggugah yang nekad tadi untuk mengurungkan niatnya. 

 Yeaaa kog jadi merinding gini. Ngga dalam planning nich pake acara merinding traveling di Kupang. Iya lah ternyata saya terbuai lamunan horor mereka yang mau bunuh diri disini. Horor..... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun