Tunggu....jangan sembarang sebut. Ngga ada tuch namanya pantai galau di Kupang. Coba tunjuk-an dimana letaknya jika memang ada. Ah, belum apa-apa aku sudah di protes gara-gara menyebut “Galau”. Ada yang ngga terima rupanya. Pantai cantik yang terkenal dengan nama Batu Nona, kog di plesetkan begitu.
Sungguh, ini bukan sekedar asal sebut atau main plesetan. Konon, menurut cerita turun temurun, seorang gadis suatu saat sedang galau dan dilanda frustasi berat. Penyebabnya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Sang gadis cantik di putus oleh kekasihnya. Entah kenapa di putus. Akhirnya si gadis pergi ke sebuah pantai. Diam-diam ia berdiri di tebing. Pastinya karena sudah putus asa, sedih, depresi, akhirnya nekad menjatuhkan diri dari ketinggian 20 meter. Tewas...? pasti. Anehnya jasadnya tidak pernah di temukan. Yang terjadi malah di temukan patung berbentuk tubuh gadis yang berdiri di pinggir tebing pantai. Seakan ia sedang meratap. Ah....miris khan.
Bagi warga Kupang, sudah terbiasa memanggil gadis atau wanita dengan sebutan “nona”. Jadilah batu tersebut di sebut Batu Nona sampai sekarang. Sayang karena sudah terkikis ombak batu berwujud nona tadi sudah lenyap. Namun sebagai “penghormatan” kepada mitos tersebut agar tidak terlupakan, pemerintah setempat membangun 3 tugu yang juga berwujud gadis. Dari sini kita bisa foto-foto.
Pantai Batu Nona....?Warga kota Kupang pasti sudah tahu bahkan sudah pernah kesini. Tapi bagaimana dengan pendatang atau traveler yang baru pertama kali? Rasanya butuh volunteer untuk menjelaskan, merayu, sampai akhirnya mau ke sini mampir ke Batu Nona.
Padahal letaknya ngga jauh dari Pantai Lasiana. Tepatnya antara Pantai Lasiana dan Pantai Nunsui. Memang agak tersembunyi di dalam. Posisi persisnya tidak di pinggir jalan. Namun tidak ada alasan merasa sulit menuju ke sini. Tepatnya di jalan Timor Raya KM 10, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Lebih asyik jika membawa kendaraan sendiri entah mobil atau motor. Tapi jika memilih naik kendaraan umum dapat memilih angkutan jurusan Kupang-Tarus. Turun di pertigaan Nunsui. Untuk sampai persis di pinggir pantai lanjut menumpang ojek sekitar 1 kilometer. Siapkan saja uang 5.000 untuk retribusi setempat.
Pesona atau keindahan kedua yang bisa di nikmati berkaitan kontur pantai yang banyak batu karang. Instagenic dech jika mengambil foto sambil duduk santai di salah satu batu karang. Latar belakangnya laut biru dan ombak tenang. Lalu sharing di medsos. Jangan kaget teman-teman akan langsung terpikat. Minimal bilang : Keren amat nich. Dimana ini...?Ya sekalian promosi sekaligus ngomporin teman-teman yang belum pernah kesini.
Keindahan ketiga. Banyak pohon lontar setinggi 5 meter lebih, berdiri berjejer rapi sepanjang pantai. Memang jika datang siang, menjadi terlindung dari sengatan matahari. Saat senja, wah ini bisa menjadi siluet foto menarik dengan latarbelakang matahari menjelang tenggelam. Foto yang seperti ini akan lebih dramatis. Ngga jarang saat-saat seperti ini menjadi inceran penggemar foto baik amatir maupun profesional, menurut penuturan rekan fotografer yang tinggal di Kota Kupang,
Meski kurang populer di banding pantai lainnya, tidak sedikit traveler dari luar kota datang ke sini. Selain sebagai salah satu favorit warga kota Kupang tentunya. Terutama akhir pekan dan liburan, pantai ini sarat pengunjung.
Satu lagi yang menambah pantai Batu Nona menarik adalah aktivitas nelayan. Biasanya jelang sore kita bisa melihat nelayan yang baru pulang dengan hasil tangkapannya. Dari sisi foto menjadi daya tarik. Saat nelayan menarik perahu-nya ke pantai. Saat berjalan pulang dengan hasil tangkapannya. Pun tidak ingin ber-foto bisa ajak ngobrol santai. Salah satu ciri khas warga kota Kupang, termasuk nelayan disini, ramah dan mau di ajak obrol, ngga cuek ala kota metropolitan. Saat datang sendiri dengan obrolan santai pasti tidak merasa kesepian.
Jangan khawatir dengan harga. Ngga seperti di beberapa tempat yang sering ngerjain turis, disini harganya fair dan terjangkau. Ngga ada cerita, mumpung ada turis dan Jakarta, oke kerjain aja harganya. Disini ngga begitu kog. Karena jika berani main-kan harga. Lagipula pengelola warung, dan tentunya pengelola wisata disini, rata-rata sudah melek medsos. Nyadar jika berani macam-macam, akan tersebut di medsos.
Saat-saat ramai biasanya weeekend atau hari libur. Yang datang biasanya dari kota Kupang atau kota-kota di sekitarnya. Traveler dari jauh dengan waktu yang terbatas memang lebih terserap ke pantai Lasiana. Namun tetap saja dari sekian banyak ada yang Surabaya. Sekalian ngacung, saya dari jakarta, dan berada disini.
Terasa beruntung dan klop. Saya datang tidak saat weekend. Pantai terasa sepi. Meski bisa membayangkan se-ramai-ramai-nya disini saat weekend pasti tidak bludak seperti Ancol di Jakarta. Sebagai penikmat suasana sepi sudah pasti sangat...sangat..menikmati. Tapi jangan membayangkan sepi tidak ada orang dan tidak ada aktivitas. Pasti ada satu dua yang jalan-jalan menikmati bersihnya pantai.
Akhirnya....jangan lupa ya sempatkan mampir ke sini jika sedang di kota Kupang.