Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Saat Merasakan Suasana Beda Malioboro

19 Maret 2017   02:15 Diperbarui: 19 Maret 2017   18:00 4230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski semakin bergeser ke arah sentra perdagangan modern, tidak jarang toko-toko permanen demikian juga pedagang kaki lima yang menjual barang dagangan bernuansa Yogya. Salah satunya adalah batik. Ragam corak, ragam disain, dan ragam harga ada dusubu, Ragam kerajinan tangan, kaos t-shirt, yang semua bernuansa Yogyakarta masih mudah di jumpai di sepanjang kawasan ini. Sesuatu yang patut di syukuri.

Saking malesnya menghitung sebagai pendatang sudah sangat sering bersentuhan dengan suasana rame yang sarat dinamika di Malioboro. Bisa jadi kesannya sama seperti rekan-rekan lain penikmat suasana Malioboro, ada sukacita, keceriaan, selama berada di sini. Ragam dagangan membuat “laper belanja”. Ragam kuliner kerap membuat “laper mata”.

Namun tentunya ada juga kerinduan ingin merasakan suasana yang berbeda dari Malioboro. Betul, Malioboro seakan tidak pernah tidur. Pertanyaan, adakah saat-saat sepi dan tenang sepanjang Malioboro? Saya rindu merasakan suasana itu. Jika ada kapan itu? Apakah tetap memiliki kekuatan “magis” di saat-saat sepi dan tenang tadi?

Jawabannya : ADA....!!! Datanglah saat subuh. Saat itulah akan merasakan Malioboro yang begitu berbeda. Ooo kalau begitu gampang dong. Bisa setiap saat. Ya, gampang sich gampang, faktanya...? hhhmmm...kendala sulit bangun pagi bikin tertunda. Saking seringnya tertunda malah akhirnya malah ngga jadi.

Koleksi pribadi. Suasana sepi saat subuh
Koleksi pribadi. Suasana sepi saat subuh
Koleksi pribadi.Biasa foto di sini selalu ramai harus antri
Koleksi pribadi.Biasa foto di sini selalu ramai harus antri
Akhirnya saatnya mengumpulkan niat kuat untuk “shopping” subuh. Kalau dulu kendalanya adalah “nge-gampang-in” yang akhirnya ngga jadi, sekarang tertolong dengan suatu kondisi. Menggunakan kereta malam dari Jakarta, saya tiba subuh dinihari sekitar jam setengah 4 di Stasiun Tugu. Berarti waktu yang tempat untuk menyusur sepanjang jalan Malioboro. Kebetulan jam segitu belum waktunya check in hotel. Maka petualangan kecil yang ber-kali-kali tertunda akhirnya terwujud.

Mengawali dari Stasiun Tugu bersama pasangan, layaknya turis yang masih menenteng ransel karena tidak ada penitipan bagasi di stasiun serta hotel yang tidak di kawasan Malioboro. Mulai-lah perburuan foto untuk meresapi nuansa “magis” yang berbeda sepanjang Malioboro.

Koleksi pribadi. Bisa leluasa motret saat sepi seperti ini
Koleksi pribadi. Bisa leluasa motret saat sepi seperti ini
Koleksi pribadi. Beda sekali suasana subuh di banding siang dan malam
Koleksi pribadi. Beda sekali suasana subuh di banding siang dan malam
Benar saja suasana subuh Malioboro 180 derajat berbeda saat siang. Sedang tidur kah Malioboro? Tidak...!! Malioboro tidak pernah tidur. Tetap ada aktivitas kecil. Petugas kebersihan yang menjalankan tugasnya. Pemilik warung lesehan yang sedang membereskan lapaknya setelah selesai waktu kerjanya. Bersamaan juga pemilik warung lesehan yang buka subuh ancang-ancang membuka lapaknya.

Penataan yang rapi beberapa tahun terakhir dengan menyediakan kursi bagi pengunjung Malioboro, membangun image sebagai kawasan ramah pengunjung. Berbeda jika datang malam, subuh ini tidak perlu “rebutan” tempat duduk saat lelah. Terlihat juga beberapa petugas keamanan yang bertugas malam untuk menciptakan suasana aman bagi penikmat subuh.

koleksi pribadi. Saat sepi seperti ini memungkinkan motret di tengah jalan
koleksi pribadi. Saat sepi seperti ini memungkinkan motret di tengah jalan
Untuk foto-foto pun terasa nikmat. Jika malam atau siang pasti akan banyak frame yang “bocor”, obyek lain masuk ke frame tanpa sulit di hindari, subuh itu terasa puas tanpa gangguan ke-“bocor”-an tadi. Melihat kendaraan yang melintas masih bisa di hitung pake jari, mencoba beberapa kali foto persis di tengah jalan. Kapan lagi bisa foto narsis di tengah jalan. Opppsss.... tetap waspada. Siapa tahu ada satu dua pengemudi yang nekad pacu kendaraan mumpung sepi.

koleksi pribadi. Kapan lagi bisa motret di tengah jalan seperti ini jika tidak subuh dinihari
koleksi pribadi. Kapan lagi bisa motret di tengah jalan seperti ini jika tidak subuh dinihari
Sekitar “MM” atau Malioboro Mall, salah satu sentral perdagangan modern akan selalu sesak sepanjang siang dan malam. Subuh itu terasa berbeda. Tidak perlu tersenggol atau menyenggol pengunjung lain. Sangat terasa lenggang.

Yang menarik lampu jalanan sepanjang Malioboro membuat denyut dinamika terus berlanjut. Suasana lebih terasa indah di bawah penerangan lampu dalam suasana sepi dan tenang. Gerimis kecil yang membasahi jalan utama maupun trotoar ternyata menyajikan frame foto yang berbeda. Menurut saya inilah salah satu eksotis dari Malioboro yang menghadirkan suasana lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun