Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Saat "Berdialog" dengan Sang Maestro di Museum Affandi Yogyakarta (1)

21 Februari 2017   12:46 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:26 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi pribadi, foto karya Affandi

Koleksi pribadi, Salah satu karya Affandi
Koleksi pribadi, Salah satu karya Affandi
Ket foto Salah satu lukisan bercorak Ekspresionis

Aliran Naturalisme menampilkan obyek lukisan secara alami, yang ada di alam. Yang di tangkap oleh mata kemudian di tuangkan dalam lukisan. Beberapa ciri antara lain menampilkan nuansa alam. Penyajian lebih detail dan teliti untuk perspektif, tekstur, pewarnaan. Penyajian gradasi warna, yaitu corak warna yang dihasilkan sebagai pengembangan atau perubahan dua warna atau lebih.

Gaya Ekspresionis merupakan ungkapan isi hati, imajinasi, emosi, suasana batin dalam wujud lukisan. Ungkapan tersebut bisa berupa rasa ngeri/takit, kesedihan,  sebagai respon kejadian kekerasan, malapetaka, kelaparan, kemiskinan, dan lain-lain di sekitarnya.

Lukisan bercorak abstrak menampilkan bentuk-bentuk yang tidak lazim, tidak beraturan, yang berbeda sekali dengan biasa di jumpai sehari-hari. Tidak jarang memberikan kesan aneh, seram. Namun pengerjaannya bukan sembarangan. Tetap mengandung imajinasi sang pelukis terhadap sesuatu hal. Cuma penyajiannya “menyimpang” dari yang biasa di lihat.

Karya-karya Affandi rupanya lebih banyak bercorak ekspresionis dan abstrak. Sehingga tiidak jarang sulit di mengerti khususnya yang awam seni lukis seperti saya ini. Dari lukisan yang terpajang di galeri setidaknya saya mencatat, plus mem-foto juga, karya berjudul :four dead Rooster n the foot, fallen plant in a race field, parangtritis at night, the face of papua, membuat bingung.

Koleksi pribadi, foto lukisan karya Affandi
Koleksi pribadi, foto lukisan karya Affandi
Ket foto : Salah satu karya ekspresionis berjudul “four dead rooster in the foot”.

Untungya saya di temani Pak Dedi yang pernah bersama Affandi selama 10 tahun. Kalau saja pak Dedi ngga menerangkan makna dari beberapa foto, pasti saya bingung total…hahaha….  Tapi setelah di jelaskan dan mengerti maksudnya, wah…wah….jadi menarik. Lebih dari terasa lukisan tadi seakan ingin “berbicara”.  Itu baru beberapa lho. Karya Affandi telah menghabiskan 2000 lebih. Sangat terasa bagaimana lukisan itu seakan ingin “berbicara”.

Koleksi pribadi, foto karya Affandi
Koleksi pribadi, foto karya Affandi
ket foto Karya terakhir. Terlihat corak lukisan yang berbeda yaitu tidak memenuhi semua ruang kanvas. Fisiknya yang sudah lemah tidak memungkinkan Affandi tuntas menyelesaikan lukisan ini.

Bebarapa yang saya perhatikan terasa menyentuh. Salah satunya “Embryo”, yang di buat tahun 1989. Merupakan karya terakhir sebelum ia kena stroke dan akhirnya menghadap Sang Pencipta.

koleksi pribadi, bersama Pak Dedi
koleksi pribadi, bersama Pak Dedi
Ket foto : bersama Pak Dedi yang pernah bersama sang Maestro sampai menghembuskan nafas terakhir

Bersambung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun