Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Memotret Bromo dari Sisi Eksotis yang Lain

17 Februari 2017   12:06 Diperbarui: 17 Februari 2017   19:59 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali ada di antara kita tahu atau minimal mendengar nama Bapak Don Hasman. Beliau biasa di panggil Oom Don. Salah satu wartawan, fotografer, senior yang namanya tidak asing lagi kalangan rekan-rekan fotografer khusunya. Dalam beberapa kali seminar fotografi yang pernah saya ikuti dimana beliau menjadi pembicara utama, tercetus ucapan tentang Bromo. Kurang lebih demikian yang pernah ia ucapkan “Foto Bromo dari angle (sudut pengambilan) ini sudah terlalu banyak. Saya sering lihat foto yang lagi-lagi itu”. Foto yang dimaksud adalah yang saya tampilkan atau mirip-mirip di awal tulisan ini.

Entahlah apakah yang diucapkan tadi berupa keluhankah, sindirankah khususnya kepada rekan-rekan fotografer, kritikankah. atau apalah. Bagaimana pun sebagai rasa hormat akan ke-senior-an-nya, saya memberikan apresiasi positif terhadap yang disampaikan tadi.

Bicara Bromo, rasanya sulit untuk tidak mengatakan WOOOUWWW….!!!. Kenapakah? Ya barangkali seperti pengakuan yang sudah pernah, Bromo terlalu indah untuk di ucapkan spontan dan tulus. Bromo sangat eksotis, sangat indah. Tidak berlebihan pujian seperti ini karena begitulah faktanya. Tidak heran juga ada ucapan “Jangan mati dulu sebelum ke 3B”. Salah satu dari 3B adalah Bromo.

Koleksi Pribadi : Gunung Semeru yang terlihat dari Bromo
Koleksi Pribadi : Gunung Semeru yang terlihat dari Bromo
Koleksi Pribadi : Bromo & Gunung Semeru
Koleksi Pribadi : Bromo & Gunung Semeru
Ket foto : momen matahari terbit seperti ini yang banyak di incer traveler yang ke Bromo. koleksi pribadi : sunrise di Bromo
Ket foto : momen matahari terbit seperti ini yang banyak di incer traveler yang ke Bromo. koleksi pribadi : sunrise di Bromo
Bromo & Fotografi

Gaung keindahan Bromo sedemikian kuat bergema. Seakan menarik publik negeri ini dan mancanegara untuk menengoknya. Tidak heran saat weekend, musim liburan selalu saja ramai. Tidak sedikit mereka yang datang bukanlah yang pertama kali. Salah satunya saya yang sudah 3 kali ke sana. Ngga menolak yang jika ada ajakan yang keempat kalinya ke sana..hahaha

koleksi pribadi : kawasan lain dari Bromo Penanjakan
koleksi pribadi : kawasan lain dari Bromo Penanjakan
ket foto : Gunung Batok, 2.440 meter, sering keliru di anggap Bromo karena letaknya berdekatan. Koleksi pribadi : Gunung Batok
ket foto : Gunung Batok, 2.440 meter, sering keliru di anggap Bromo karena letaknya berdekatan. Koleksi pribadi : Gunung Batok
Koleksi pribadi : Bromo & Pura Luhur Poten
Koleksi pribadi : Bromo & Pura Luhur Poten
Pertanyaan dari yang belum pernah kesana, apa sich daya tarik utama dari Bromo sehingga berbondong-bondongkesana, sampai ada yang berpesan jangan mati dulu sebelum ke Bromo? Wah tidak cukup dengan kata-kata untuk menggambarkan betapa eksotisnya Bromo. Pastinya Kombinasi kontur lembah, ngarai, kaldera, lautanpasir, menghadirkan landscape yang sangat indah. Satu lagi, inilah yang sering di-incar adalah SUNRISE. Momen matahari terbit dianggap paling indah di negeri ini.

koleksi pribadi, tangga naik ke puncak Bromo
koleksi pribadi, tangga naik ke puncak Bromo
koleksi pribadi : menatap tangga menuju puncak Bromo
koleksi pribadi : menatap tangga menuju puncak Bromo
Padahal dimana-mana sama aja ya. Pagi-pagi, matahari nongol, selesai. Kog gitu saja dibilang bagus sich. Ooo… beda dong. Aura dan suasana saat matahari terbit di setiap tempat akan berbeda. Saya sudah membuktikan itu.

Umumnya yang datang kesana tidak akan lupa dengan kamera. Ya atau ya? Keindahan Bromo sangat sayang jika Cuma di lihat, di rekam dalam ingatan saja. Bromo adalah surga bagi penggemar fotografi. Berbondong-bondong fotografer profesional, amatir, baru belajar, mencoba uji ketrampilan menghasilkan foto-foto eksotik dari Bromo. Tidak ketinggalan fotografer asing dengan peralatan yang wuaaahh ikut “berlomba” mendapatkan momen indah.

koleksi pribadi, kawah Bromo
koleksi pribadi, kawah Bromo
Bisa di maklumi jika Oom Don Hasman meng-kritisi begitu banyak-nya foto-foto dari Bromo tetapi foto-nya itu-itu saja. Bisa di maklumi jika banyak fotografer yang tidak punya pilihan memilih sudut pengambilan. Lagi lagi dari Penanjakan. Ah dari lagi-lagi dari Cemara Lawang. Kebanyakan Cuma itu.

Kedua, tidak sedikit yang datang adalah traveler yang tidak semuanya berjiwa advanturer. Jadi traveler cuma ngikuti aja atau ambil paket wisata yang umum.

Ya tapi mau gimana ya. Bromo sudah sedemikian populer. Pertama, yang datang kesana bukan cuma kalangan fotografer profesional yang mengerti secara teknis, menguasai settingan kamera, memahami sudut pengambilan, yang akhirnya menghasilkan foto apik. Sangat banyak yang selfie lalu sharing di medsos. Hasilnya ya foto yang “itu-itu” saja.

koleksi pribadi, Bromo dalam kabut tipis
koleksi pribadi, Bromo dalam kabut tipis
Beda dengan traveler, fotografer yang punya jiwa petualang lebih. Tipikal ini berani melakukan terobosan mengambil obyek dari spot yang beda. Atau fotografer yang mendapat sponsor dari media tertentu, mendapat mission khusus, di bayar untuk mengambil momendari tempat-tempat yang tidak umum, jarang di datang-i. Jika upaya ini yang di tempuh, rasanya tidak cukup Cuma sehari saja berada di kawasan Bromo.

Seorang rekan fotografer dari salah satu media terkenal negeri ini membagikan pengalamannya. Ia bersama 3 kawannya di tugaskan selama seminggu di Bromo. Membayar ekstra lebih untuk jasa guide setempat yang paham tempat-tempat yang jarang di datangi pengunjung pada umumnya. Salah satu yang disebutkan adalah puncak B-29. Masih ada beberapa spot lain yang ia tidak sebutkan. “erhaes” (rahasia), katanya sambil bergurau. Yang arti seriusnya tidak ingin di ketahui banyak orang demi eksklusifitas sudut pengambilan.

semburan asap dari kawah Bromo
semburan asap dari kawah Bromo
Spot-spot tersebit harus di tempuh dengan ekstra tenaga dan ke-hati-hati-an, mengingat medannya tidaklah ringan. Harus bawa porter sendiri selain guide, orang setempat yang tahu lokasi. Targetnya adalah menghasilkan foto-foto eksklusif, yang berbeda dari yang lainnya. Hasil akhir…? Cuapeeeeeekkkk poll…..hahaha….. Demikian pengakuannya. Namun sangat puas manakala hasil foto-foto-nya mendapat apresiasi secara luas termasuk media internasional.

koleksi pribadi, eksotis Bromo
koleksi pribadi, eksotis Bromo
Plok…plok…applaus saat diperlihatkan hasil foto-foto yang penuh perjuangan. Pastinya ngga boleh di copy. Cukup membuat iri. Sayangnya dunia saya sehari-hari saya berjauhkan dari kegiatan advanture. Sulit melakukan missi khusus untuk pengambilan foto eksklusif seperti rekan saya tadi

koleksi pribadi, Berkuda di Bromo
koleksi pribadi, Berkuda di Bromo
Namun bolehlah, dalam kesempatan ini berbagi beberapa foto yang barangkali sedikit beda dari yang lainnya. Barangkali lho…. Belajar dari kritik Oom Don Hasman tadi….

Note : foto-foto yang di tampilkan disini menggunakan teknik HDR (High Dynamic Range), yang info detailnya bisa di baca di sini  

koleksi pribadi , I very love bromo....
koleksi pribadi , I very love bromo....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun