Mohon tunggu...
Adolf Izaak
Adolf Izaak Mohon Tunggu... Karyawan swasta -

Orang kantoran tinggal di jakarta yang suka moto, traveling, di negeri tercinta Indonesia. bercita-cita ingin menjadi travel writer, travel photographer, khusus Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ini Alasan Kenapa Kamu Mesti Bikin Diving License

14 Februari 2017   12:56 Diperbarui: 14 Februari 2017   17:01 5352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket foto: belajar navigasi bawah air dalam rangka persiapan ujian advance. Ada juga sedikit hitung-hitungannya. Setelah di coba dan latihan di kolam, saatnya praktekan di laut. Koleksi pribadi : belajar navigasi bawah air

Kedua, rasa penasaran seperti apa sih diving itu. Katanya diving itu nikmat. Nah nikmatnya seperti apa, ini yang bikin penasaran.

Ketiga. Alasan kepingin menyelam di Bunaken dan tempat-tempat penyelaman lainnya. Bisa jadi mereka ini penasaran karena sudah dengar keindahan bawah laut di Bunaken atau Alor misalnya. Agar bisa mewujudkan mereka ambil license lebih dulu. Rata-rata operator penyelaman di tujuan penyelaman seperti Bunaken misalnya, mensyaratkan tamunya memiliki license menyelam. Istilahnya No License No Dive.

Keempat. Menjawab tantangan. Meski termasuk Extreme Activity, bukan berarti tidak bisa menyelam secara aman. Bisa…!! Selama mematuhi prosedur penyelaman aman yang sudah diberikan selama pendidikan dan pelatihan. Ini menjadi suatu tantangan bagi mereka yang secara khusus memiliki jiwa advanture, petualang.

Koleksi pribadi : salah satu kekayaan bawah laut
Koleksi pribadi : salah satu kekayaan bawah laut
Kelima, minat dan punya ekstra dana. Nah ini cukup manusiawi. Mengambil license tidak gratis. Kecuali mendapat beasiswa dari penyelenggara tertentu, ya itu lain cerita. Sebagai gambaran tahun 2006, saya perlu mengeluarkan kocek sekitar 1.7 juta untuk license yang dikeluarkan oleh POSSI/CMAS. Biaya segitu untuk tingkat dasar. Mengambil pendidikan advance tahun 2007, biaya-nya lebih murah sekitar 1.5 juta masih dari license yang sama, POSSI/CMAS. Tahun 2009, mengambil pendidikan Rescue Dive yang penyelenggaranya PADI, biayanya sekitar 3 juta. Mahal? Relatif ya. Pastinya minat serius untuk diving saja nggak cukup tapi harus punya dana.

Setelah menulis panjang lebar di atas, eee ada pertanyaan nih, kenapa dulu saya suka divingnya?Jawab: karena diajak salah satu instruktur selama bernama Michael Sjukrie mencoba nyelam, walau ngga lama, di Pulau Sepa Kepulauan Seribu. Kebetulan beliau waktu itu pemilik dari salah satu penyelenggara pendidikan selam, sekaligus operator selam, Odydive, yang berkantor di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Ket foto : tidak jarang kita berjumpa dengan gerombolan ikan (shcooling fish) seperti ini di salah satu spot nyelam Kep Togean. Koleksi pribadi: gerombolan ikan
Ket foto : tidak jarang kita berjumpa dengan gerombolan ikan (shcooling fish) seperti ini di salah satu spot nyelam Kep Togean. Koleksi pribadi: gerombolan ikan
Beruntung sekali waktu diajak, karena ternyata langsung suka. Ternyata diving asyik juga ya. Muncul keinginan untuk mengambil license. Setelah punya license, jadi kepingin menyelam di Bunaken. Berlanjut ke sejumlah spot penyelaman di Bali, Pulau Weh, Kep Togean, Gorontalo, dan yang sering di Kepulauan Seribu. Sejak itu semakin terbukalah mata saya bawah laut negeri memang sangat indah, khususnya di Indonesia bagian Tengah dan Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun