Keenam. Tampilan yang sederhana. Jika sudah siap santap “hanya” dibungkus daun. Tanpa embel-embel hiasan lain dengan tujuan perindah bentuk. Maknanya, jangan menghindari kesederhanaan dalam menjalani hidup sehari-hari.
Mengejar kemakmuran, bekerja demi gaji dan bonus tinggi, tidaklah keliru. Namun, jangan lupakan menerapkan pikiran dan gaya hidup yang sederhana agar tidak terjebak kehancuran hidup karena kesombongan, egoisme. Berarti juga menahan diri agar tidak tergoda mengejar ambisi, dan gaya hidup yang menguras material. Kualitas diri tidak serta merta dinilai dari berapa rupiah, seperti apa jabatan, kekuasan apa, yang dimiliki seseorang. Kalau memang kemampuan keuangan hanya mampu membeli baju merek lokal, buat apa harus memaksakan diri menggunakan merek luar negeri contohnya. Toh di era masyarakat modern, respek orang lain kepada diri bukan dilihat dari penampilan melainkan hati tulus, sikap perilaku, cara berpikir yang positif.
Ketujuh. Awet, tahan lama. Kue ranjang bisa disantap langsung setelah siap saji. Istilah fresh from the oven. Atau setelah diendapkan berhari-hari, meski keras, dengan sedikit pengolahan lagi, faktanya tetap masih bisa dinikmati.
Artinya, jadilah manusia yang berguna, memberikan kontribusi positif bagi orang-orang di sekitar, tanpa dikekang waktu. Pun sudah merasa berusia tetap merasa memiliki kemampuan bertindak memberikan yang berguna. Terus berkarya menghasilkan yang positif sampai ajal menjemput.
Kedelapan. Selamat menikmati kue ranjang. Semoga saat bersantap kita juga diingatkan makna indah dari kue yang sederhana ini. Gong Xi Fat Cai. Selamat tahun baru Imlek bagi yang merayakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI