Versi lain mengisahkan, kendala faktor alam setelah mendapatkan barang jualannya, mereka harus bertahan tinggal di Ternate menunggu cuaca baik sebelum pulang. Lama menunggunya ternyata berbulan-bulan. Sikap toleransi penguasa setempat serta melihat kehadiran orang-orang Cina bukan sebagai ancaman, disediakanlah tempat tinggal sementara untuk mereka. Tempat tinggal sementara inilah yang menjadi cikal bakal Kampung Cina di Kota Ternate.
Seiring perjalanan waktu sikap keterbukaan warga setempat dan para pedagang Cina, terjadilah proses pembauran. Antara lain pernikahan dengan warga setempat. Waktu itu agama Islam sudah berkembang dan menjadi agama resmi warga Ternate. Tidak sedikit pendatang dari Cina yang akhirnya menikah dan memilih menetap, beralih dan memeluk agama Islam.
Bahwa pada abad 18 di Kota Ternate telah berdiri perkampungan Cina. Jumlahnya waktu itu sekitar 500 orang. Kelompok kecil ini dipimpin seorang yang biasa dipanggil “kapten” dan wakilnya yang bergelar “letnan”. Menunjukkan pangkat yang lebih tinggi, yang mempunyai kuasa dan kewenangan terbatas pada komunitas orang-orang Cina. Mereka hidup dalam kelompok yang berdampingan dengan masyarakat lokal pribumi, Arab, Eropa, Makassar. Keberadaan kuil atau vihara sebagai saksi bisu yang tidak terbantahkan khususnya berkaitan aktivitas rohani/ibadah mereka.
Pembangunan vihara tidak lepas dari kebutuhan mereka yang beragama Kong Hu Cu untuk menjalankan ibadahnya. Sama sekali bukan dalam rangka penyebaran agama. Inilah awal mula keberadaan vihara ini. Bisa terjaga sampai sekarang tidak lain dari tradisi agama sebelumnya yang masih tetap dipertahankan meski di antara orang-orang Cina itu sudah memeluk agama Islam. Di hari raya Imlek masih berkunjung ke vihara.
Bagaimana dengan perayaan Tahun Baru Imek di Kampung Cina Kota Ternate? Dari dulu sampai sekarang masih dilaksanakan. Meski sudah sering terjadi pembauran, masih ada komunitas kecil yang memelihara tradisi perayaan Imlek. Hanya saja tidak seperti di kota-kota besar yang memasang petasan, barongsai, di sini Imlek dirayakan secara sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H