Mohon tunggu...
Adolfo Martins de Deus
Adolfo Martins de Deus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah mahasiswa universitas Katolik Widya Mandira, kupang

lahir di Timor Leste, 29 September 1995. sekarang menjadi WNA di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsekuensi Kecanduan Bermain Game Free Fire

28 Juni 2021   23:05 Diperbarui: 28 Juni 2021   23:12 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alat teknologi yang semakin canggih menyediakan segala macam model sarana untuk membantu manusia. Dalam mengawasi anak-anak untuk tidak mengalami kecanduan bermain game di google Playstor telah disediakan aplikasi kontrol seperti Qustodio untuk keamanan online maksimum. Ini mengarahkan orang tua untuk menggunakan fitur kontrol orang tua di ponsel Android atau Apple anak. Dan itu mengacu pada hukum dalam hal batasan usia. Dengan kata lain, orangtua melakukan semaksimal mungkin untuk melindungi anak-anak. Cara kedua adalah membangun komunikasi dialogal dengan anak-anak atau orang-orang mereka yang belum telah mengalami kecanduan. Terutama membuka wawasan mereka perihal aktus-aktus kekerasan yang mereka perangi dalam game. Jika itu mempengaruhi jiwa dan emosi mereka, jalan mudah adalah blokir saja permainan tersebut.

 Berikut bagi orangtua yang memiliki wawasan luas hendaknya memperinganti anak-anak perihal permainan;  predator online dan bagikan informasi dan pengetahuan pribadi. Memastikan bahwa anak-anak tahu dengan siapa mereka bermain dan tidak mengundang orang asing ke daftar teman mereka. 

Lalu ajari mereka mengenai jebakan atau teknik psikologis umum (disebut "perawatan") yang digunakan oleh predator, seperti berpura-pura menderita untuk mendapatkan kepercayaan dan simpati sebelum mencoba mendapatkan informasi pribadi, uang, foto, dll. Ini merupakan bagian saran agar mengajari anak-anak untuk tidak terjebak dan terpengaruh dengan orang lain, terutama dalam interaksi sosial. Tetap mengutamakan nilai-nilai luhur kehidupan dan moralitas keagamaan dan kultur yang telah ada.  Selain itu sesuai dengan undang-undang No.2 tahun 1989[12] telah dipertegas tenaga pendidikan dan kualitas pendidikan sehingga para guru dan dosen juga memiliki tanggung jawab yang sama dalam memerangi arus ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun