Mohon tunggu...
Brader Yefta
Brader Yefta Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk berbagi

Just Sharing....Nomine Best in Specific Interest Kompasiana Award 2023

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Ketika Berhadapan dengan Nasabah Tipikal Gaya Elit Ekonomi Sulit

9 Juli 2024   17:34 Diperbarui: 10 Juli 2024   01:27 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari pinterest.com

Just Sharing.....

Zaman masih SD (Sekolah Dasar) di kota kelahiran saya dulu, ada istilah BIMAS. Sebenarnya itu selentingan berbalut candaan para orang dewasa menyindir kelas sosial tertentu di tahun 90 an. 

Cuma seingat saya, istilah itu cukup booming di zaman itu sehingga nancep di memori anak -anak kecil seperti saya, yang didengar dari celotehan atau candaan antar tetangga atau di tempat nongkrong.

BIMAS sebenarnya berasal dari kata BINMAS yang kepanjangan nya Bimbingan Masyarakat atau Bina Masyarakat, yakni divisi di lembaga pemerintahan atau lembaga sosial termasuk di kepolisian yang menangani pembinaan juga permasalahan di masyarakat. 

Istilah ini cukup tenar di zaman orde baru. Namun dalam sindiran sosial di era itu, huruf N pada kata BINMAS dihilangkan sehingga jadi kata BIMAS. Mungkin agar lebih muda dieja dan diucapkan.

BIMAS dikonotasikan bukan sebagai Bina Masyatakat, tapi kepanjangan dari Biar Miskin Asal Stail (dari kata Style dalam Bahasa Inggris yang artinya gaya). Maksudnya Biar Miskin Asal Gaya. 

Dalam istilah sehari-hari di zaman itu, ini adalah sindiran buat kelas sosial ekonomi masyarakat yang penghasilan pas-pasan tapi tetap sok gengsi. Takut harga dirinya turun. 

Demi seseorang bisa diterima dalam sebuah komunitas atau mendongkrak citra dirinya, dikenakanlah aksesori atau busana bermerek, naik kendaraan tertentu, atau ditambah sedikit bualan tak jadi soal. 

Citra sosial lebih tinggi di mata orang lain jadi tujuan dibanding jujur mengenal diri sendiri atau mendasari hidup pada kemampuan financial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun