"Oh ya nanti saya mampir ke minimart terdekat untuk bayar. Jangan datang ke rumah. Ngga enak ditahu sama keluarga kalo saya kredit," demikian chatnya.Â
Berkebalikan dengan dua kisah di atas, seorang lain nasabah mobil malah tak masalah bila dikunjungi terkait lewat hari dan belum mengangsur.Â
Bagi dia tak apa juga bila orangtua atau saudaranya dihubungi andai nomor dia karena satu dan lain hal tak bisa terhubung.Â
Alasannya sederhana. Mobil yang dikredit itu memang atas nama dia, namun digunakan oleh seluruh keluarga besar. Beban cicilan ditanggung bersama.Â
"Kalo mudik ke kampung ditanya sepupu ditanya tetangga, ya terus terang saja bilang ini mobil masih kredit. Lha wong saya kerja di kota juga gaji tak cukup beli tunai," demikian alasannya.Â
Mudik dengan memakai barang kredit, haruskah cerita ke keluarga besar?Â
Momen jelang lebaran dan setelah lebaran di setiap tahun selalu berdampak pada perilaku debitur dan perusahaan pembiayaan.Â
Tak akan jauh dari dua dampak utama ini: tunggakkan meningkat dan penjualan meningkat.
Mudik identik dengan transportasi. Dari kota ke desa lalu balik lagi ke kota. Dari tanah perantauan pulang sebentar ke kanpung halaman lalu balik lagi untuk meneruskan hidup dan mengais rejeki.
Melepas rindu yang membuncah pada orang-orang tersayang, butuh kendaraan untuk pergi dan kembali.Â