Pada karyawan yang tinggal di mess, ketika habis kontrak otomatis akan keluar dari mess. Entah balik ke kanpung halaman nya atau pindah ke kota lain. Pihak manajemen pun lepas tangan.
Bagi para debitur yang ngekos, bulan ini ada bulan depan bisa jadi sudah keluar. Tak ada yang bisa memastikan.Â
Pemilik kosan pun malas meladeni pegawai kolektor yang kerap datang untuk menanyakan keberadaan nasabah. Di satu sisi mengganggu kenyamanan mereka dan juga penghuni kos lain di sana.
Masih lebih baik andai saluran komunikasi lewat HP masih terhubung.Â
Namun bila sudah diblokir atau ganti nomor HP, dan dicari ke tempat kerja pun sudah tak lagi di sana, disitulah potensi NCL (Nett Credit Loss) alias kerugian kredit mulai terasa.
Penyelamatan unit kredit, terutama pada kendaraan roda dua maupun roda empat, jadi prioritas pada nasabah- nasabah yang demikian.Â
Selain AR nya besar, juga bila dapat ditarik dan dilelang kembali dapat menutupi sisa utang.Â
Namun jangan salah. Menarik motor atau mobil itu susah. Di lapangan itu complicated. Apalagi pada nasabah berstatus kontrakkan dimana bisa berpindah-pindah.Â
Tentu hal ini tidak bisa dilakukan pada barang kredit seperti iPhone, mesin cuci, HP dan lainnya karena jarang ada yang mau beli atau harganya sudah jatuh. Rugi banyak boss!
Lagipula tidak semua multifinance itu punya gudang penyimpanan barang kecuali gudang penyimpanan tarikan motor atau mobil.Â
Realitanya, meski tahun berganti, meski lebaran berganti, arus urbanisasi tetap terjadi. Dan selalu terulang ada saja debitur-debitur berstatus pendatang yang nomaden dan menghilang.Â